BNPB Prioritaskan Kebutuhan Pokok Pengungsi Gunung Ibu

BNPB Prioritaskan Kebutuhan Pokok Pengungsi Gunung Ibu
Sejumlah warga berada di atas truk menuju lokasi pengungsian di Desa Sangaji Nyeku, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Rabu (15/1/2025). (dok: ANTARA FOTO/Andri Saputra)

SEAToday.com, Jakarta - Pemenuhan kebutuhan pokok bagi warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara menjadi prioritas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kebutuhan pokok ini menjadi prioritas selama dua pekan ke depan saat masa tanggap darurat yang diberlakukan pemerintah kabupaten setempat.

“Tentu yang jadi prioritas utama adalah kebutuhan permakanan, kami terus koordinasi dengan BPBD khususnya bagi masyarakat yang berpotensi terdampak itu (pengungsi),” kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Riyanto.

Pihaknya saat ini tengah memastikan segenap upaya penanganan tanggap darurat berjalan dengan baik bersama pemerintah kabupaten setempat.

“Termasuk juga kesiapan pengungsian, posko utama, peralatan mitigasi hingga pemasangan rambu evakuasi semua mulai dipersiapkan,” ujarnya.

Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Halmahera, sejak Rabu (15/1) malam sudah dilakukan proses evakuasi warga dari enam desa yang berada dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Ibu oleh petugas gabungan.

Adapun keenam desa tersebut antara lain Desa Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, Soa Sangaji,Desa Sangaji Nyeku, dan Desa Todoku.

Belum ada laporan resmi berapa jumlah warga yang dievakuasi, namun diestimasikan ada kurang lebih 3.000 jiwa.

Para warga pun diungsikan ke gereja di Desa Tongute Sungi dan Desa Akesibu yang menurut BPBD Halmahera Barat merupakan kawasan aman.

Saat ini, status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara meningkat dari yang semula berada di Level III Siaga menjadi Level IV Awas pada Rabu (15/1).

Kenaikan status ini dilakukan karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025.

Masyarakat sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 6 kilometer  ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu, karena berbahaya.