• Friday, 18 October 2024

Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia

Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia

SEAToday.com, Jakarta - 30 Maret bukan hanya diperingati sebagai Hari Film Nasional, namun menjadi sejarah bangkitnya dunia perfilman di Indonesia. Namun, kita perlu tahu bagaimana perjalanan film di Indonesia dan siapa yang berkontribusi dalam pembuatannya. Berikut informasinya.

Bioskop pertama di Indonesia berlokasi di Lapangan Pasar Gambir atau kini menjadi Monumen Nasional (Monas) pada 5 Desember 1990. Saat itu masyarakat menyebutnya dengan istilah 'gambar idoep'. Film pertama yang ditayangkan adalah film dokumenter tanpa suara tentang Raja dan Ratu Belanda.

Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia
Source: Kemenparekraf

Seiring dengan banyaknya bioskop yang tersebar di beberapa daerah, film tanpa suara berhasil diproduksi di Indonesia. Film tersebut berjudul 'Loetoeng Kasaroeng' yang dibuat oleh NV Java Film Company dan disutradarai L.Heuveldorp dan G. Kruger asal Belanda. Dikutip dari repositori.kemdikbud.go.id, film ini menceritakan tentang Purbasari yang diejek oleh kakaknya karena memiliki pacar seekor lutung bernama Guru Minda. Namun, lutung tersebut sebetulnya merupakan pangeran tampan titisan Dewi Sunan Ambu.

Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia
Source: Good News from Indonesia

Bioskop ini pertama kali dibangun pada 1932, namun saat masa pemerintahan kolonial difungsikan sebagai rumah tinggal keluarga Belanda. Seiring berjalannya waktu, di tahun 1951, bangunan ini mulai dialihfungsikan sebagai bioskop dengan nama ‘Bioscoop Metropool’. Metropool menjadi termegah dan terbesar di Indonesia di masa itu dan memiliki kapasitas 1.700 kursi.

Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia

Cikal Bakal Penetapan Hari Film Nasional tak bisa lepas dari kontribusi Usmar Ismail. Tokoh yang diberi gelar 'Bapak Perfilman Indonesia' ini berhasil memproduksi film Indonesia pertama kalinya yang berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi). Sebelumnya, ia juga mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) bersama teman senimannya. Berkolaborasi dengan Perseroan Artis Indonesia (Persari), keduanya berhasil menggagas Festival Film Indonesia (FFIJ) dan memproduksi Lewat Djam Malam (1954) agar film Indonesia bisa menang di Festival Film Asia. Hari Film Nasional diperingati berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 yang ditetapkan oleh Presiden saat itu, BJ Habibie. Tanggal 30 Maret dipilih karena menandai pengambilan gambar film ‘Darah dan Doa’ di tahun 1950.

Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia
Source: Badan Perfilman Indonesia
Share
News Update
11 Females Figures List to Join Prabowo's Cabinet

11 Females Figures List to Join Prabowo's Cabinet

UN: Israel Denies 85 Pct. Aid Movement to Northern Gaza

The UN warned that conditions in Northern Gaza had reached “catastrophic” as the Israeli military is “severely compromising people’s access to means of survival”, Tuesday (10/15).

UNICEF: Israeli Attack on Gaza Hospital's Refugee Camps Shocks th...

The United Nations Children's Fund (UNICEF) condemns Israel's attack on refugee tents on the grounds of the Al Aqsa Martyrs Hospital in the Gaza Strip on Sunday (10/13), as a world-shaking tragedy.

KSP Moeldoko Praises President Jokowi’s Achievements During 10 Ye...

Indonesian Presidential Chief of Staff (KSP) General (Ret.) Moeldoko praised the achievements of President Joko “Jokowi” Widodo.

WHO: 72 Patients, Medical Staff Killed in Israeli Attack in Leban...

The World Health Organization (WHO) on Wednesday (10/16) released a statement saying that 72 medical workers and patients have been killed and 43 others injured by Israeli attacks in Lebanon.

Trending