Cinta di Lembah Tidar: Kisah Romantis SBY dan Ani Yudhoyono
SEAToday.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto punya cara unik menumbuhkan kekompakan dan keakraban di antara Kabinet Merah Putih. Prabowo pun mengajak seluruh jajaran menteri dan wakil menteri bertolak ke Lembah Tidar, Magelang pada 21 Oktober 2024.
Lembah Tidar sendiri notabene adalah lokasi kampus Akademi Militer (Akmil). Namun, kisah Lembah Tidar tak melulu urusan menggebleng taruna jadi prajurit cakap. Cinta juga bisa bersemi di Lembah Tidar. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) jadi contoh. Begini ceritanya.
Pengalaman masa kecil punya pengaruh besar bagi ingatan anak. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakuinya. Pria kelahiran Pacitan 9 September 1949 itu punya ingatan spesial bersama ayahnya, Raden Soekotjo.
Ayahnya yang notabene prajurit punya jabatan sebagai Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) jadi sumber insprasi terbesar SBY. Pengaruh militer itu buat SBY hidup disiplin sedari kecil. SBY mulai tertarik jadi tentara seperti bapaknya.
Keinginan itu kian kuat kala melihat prajurit TNI mengadakan latihan perang di kampungnya. Ia melihat sendiri bagaimana gagahnya seorang prajurit menenteng senjata. Ikatan ayah-anak kian spesial kala SBY yang masih kelas lima diajak liburan ke Lembah Tidar, Akmil, Magelang, Jawa Tengah.
Pengalaman itu jadi yang paling berkesan dalam hidup SBY. ia pun mulai bermimpi tinggi-tinggi. Ia ingin jadi seorang prajurit. Semesta pun mendukung. SBY secara resmi menjadi salah satu taruna Akmil di Lembah Tidar pada 1970.
Kekuatan impian itu benar-benar terasa. SBY senang bukan main mendapatkan kesempatan belajar di Akmil. Ia kemudian tumbuh jadi prajurit yang cerdas dan berprestasi.
“Dalam perjalanan panjangnya, SBY akhirnya diterima sebagai taruna pada Akmil yang namanya Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) tahun 1970. Dari sinilah kariernya dimulai. Sebab, itulah yang menyebabkan SBY berada di Yogyakarta menjadi komandan Korem 073/Pamungkas,” ujar Arwan Tuti Artha dalam buku Dunia Religius SBY (2009).
Kehidupan di Akmil
Usaha SBY menjadi prajurit tak mudah. Ia digembleng habis-habisan di Lembah Tidar. Tiada hari tanpa memeras keringat latihan militer. Barang siapa yang ingin lulus, sudah tentu harus bersungguh-sungguh – ulet, kerja keras, dan tabah.
Rumusan itu jadi jalan SBY untuk dapat lulus. Istimewanya SBY muncul jadi sosok perwira yang menonjol di antara teman-temannya. SBY bak mampu menaklukkan semua tantangan yang ada di lembah tidar. Ia bahkan jadi favorit dari Gubernur Akmil kala itu, Sarwo Edhie Wibowo.
Kedekatan itu karena SBY adalah Komandan Divisi Korps Taruna. SBY dipercaya betul oleh Sarwo. SBY pun keran diundang untuk bincang-bincang ke rumah dinas Sarwo di dalam Akmil. Kondisi itu memungkinkan karena Sarwo jadi Gubernur Akmil pertama yang memutuskan tinggal dalam kampus. Sebelumnya, justru berada di luar kampus.
“Sarwo Edhie Wibowo dikenal sebagai satu-satunya gubernur Akmil yang meminta bertempat tinggal di dalam kampus agar lebih dekat dan dapat mengawasi langsung perkembangan para taruna. Setelah itu Mayjen Untung Sridadi,” ujar Usamah Hisyam dalam buku SBY, Sang Demokrat (2004).
Belakangan keakraban SBY dengan Sarwo justru membawa cerita baru. Ia tak saja kian cakap sebagai taruna, tapi kedekatannya dengan Sarwo membawa SBY berjumpa dengan sang pujaan hati. Siapa lagi lagi kalau bukan anak Sarwo sendiri: Kristiani Herrawati -- kemudian dikenal sebagai Ani Yudhoyono.
Perjumpaan itu begitu spesial. Keduanya bak cinta dalam pandangan pertamanya. SBY mengenalkan dirinya sebagai bambang. Kristiani sebagai Ani.
Cinta Bersemi di Lembah Tidar
SBY tak menyangka ia akan berjumpa dengan jodohnya di Lembah Tidar. Mulanya Ani dan keluarga kerap menghabiskan liburan kuliah di Lembah Tidar. Kala itu Ani sedang menempuh kuliah kedokteran di Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Keduanya berjumpa tanpa disengaja. Diam-diam Ani lebih dulu mengagumi SBY dari kejauhan kala berlibur pada 1973. Namun, tak disangka esok hari keduanya kembali berjumpa dan berkenalan di rumah dinas Sarwo.
Ani memperhatikan SBY dengan seksama, dari wajah dan sikapnya. Rasa penasaran untuk mengenal lebih jauh pun muncul. Sarwo mengetahui gerak-gerik anaknya. Sarwo pun menceritakan segala macam kebolehan SBY yang buat Ani semakin tertarik.
Keduanya pun kian rutin berjumpa kala masa liburan kuliah Ani. SBY dan Ani banyak momentum mengenal satu sama lain kala di Lembah Tidar. Nyatanya, SBY pun mempunyai perasaan yang sama dengan Ani. Keduanya sedang kasmaran dan pacaran.
“Kedekatan kami terjadi tanpa terduga. SBY tidak meyangka akan jatuh cinta pada putri pimpinan akademinya. Aku apalagi, tidak menyangka akan jatuh hati pada pemuda yang jauh dari belahan Jakarta. walau begitu, kami menganggap ini sebagai fase yang wajar dalam kehidupan manusia,” ujar Ani Yudhoyono ditulis Alberthiene Endah dalam buku Ani Yudhoyono: Kepak Sayap Putri Prajurit (2010).
Momentum paling mengharukan kala libur Ani di Lembah Tidar telah usai. Ani pulang ke Jakarta. Namun, kedua pasangan punya cara tersendiri supaya tetap terhubung dengan bersurat. Sebuah siasat jalani hubungan jarak jauh sebelum ada telepon atau ponsel pintar.
SBY pun sering kali mengirim puisi ke Ani. Puisi yang paling dikenangnya adalah Flamboyan. Isinya mengumpang terkait perasaan seorang prajurit yang tersentuh dengan bunga flamboyan yang banyak bermekaran di sekitar Akmil.
Hubungan keduanya pun masuk ke fase serius. Puncaknya, kala SBY wisuda dan jadi lulusan terbaik Akmil 1973. Orang tua SBY langsung menyatakan niatan anaknya untuk melamar Ani. Gayung bersambut. Keluarga Ani menyetujuinya.
SBY dan Ani bertunangan pada 1974. Dua tahun setelahnya, atau pada 30 Juli 1976 kedua menikah. Andai keduanya tak berjumpa di Lembah Tidar, kiranya pasangan inspiratif – SBY dan Ani takkan muncul ke permukaan.
Kesetiaan Ani menemani SBY pun tiada dua. Ani menemani SBY dalam segala medan dari jadi prajurit hingga Presiden Indonesia ke-6. Tulisan ini pun ditutup dengan ungkapan cinta mendalam SBY mengenang perjumpaan keduanya di Lembah Tidar. Suatu perjumpaan yang akan terus terekam dalam sanubarinya.
“1973, empat puluh enam tahun yang lalu, adalah tahun yang penuh kenangan. Saya dan Ani dipertemukan Tuhan di kampus Akademi Militer Magelang. Waktu itu saya taruna senior (tingkat 4) dan Ani mahasiswi kedokteran UKI Jakarta. Di Lembah Tidar inilah kasih sayang kami berdua mulai bersemi, menembus dimensi ruang dan waktu, mengarungi perjalanan yang panjang dan berliku, hingga takdir memisahkan kami enam bulan yang lalu. Rest in peace, Memo,” ujar SBY lewat akun Instagram @aniyudhoyono, 4 Desember 2019.
Recommended Article
News Update
Donald Trump is Projected to Win the 2024 US Presidential Electio...
Republican presidential candidate Donald Trump is projected to win the 2024 U.S. presidential election over his Democratic opponent, current Vice President Kamala Harris.
Free Birthday Health Checkups for Indonesians Starting in 2025!
The Indonesian Ministry of Health is set to roll out a new initiative in 2025, offering free health checkups for all citizens on their birthdays.
Government : LPDP Recipients Can Work Anywhere, Don't Have to Ret...
LPDP scholarship recipients from overseas universities do not have to return to Indonesia and can work anywhere.
Minister Erick Thohir Cancels Rp14 Trillion Terminal 4 Project at...
Minister of State-Owned Enterprises (SOE) Erick Thohir announced on Monday (11/4) that the ministry has decided to cancel the Rp14 trillion project to build Terminal 4 at Soekarno-Hatta International Airport in Cengkaren...
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).