SEAToday.com, Jakarta - Pendiri Universal Institute of Professional Management (UIPM), Rantastia Nur Alangan jadi buah bibir. Kehidupan Rantastia dikuliti oleh warganet imbas pemberian gelar Doktor Honoris Causa ke Raffi Ahmad. Padahal, tak banyak yang tahu kalau faktanya, Rantastia diketahui sebagai bagian orang yang getol mengejar harta karun Bung Karno.
Aktivitas itu tak dilakoninya seorang diri. Ia juga ikut memengaruhi orang lain mencari harta karun yang tak jelas juntrungannya. Namun, bukan hal aneh jika segala hal berbau harta karun Bung Karno diburu. Mitos itu sudah berkembang dari masa ke masa. Perntayaannya, apakah harta karun Bung Karno benar-benar ada?
Soekarno punya karisma yang mampu membius banyak orang. Daya tarik itu tak lantas hilang kala Bung Karno meninggal dunia pada 21 Juni 1970. Kepergian Bung Karno pun memunculkan banyak keagungan tentang dirinya.
Ragam spekulasi terkait hadirnya harta karun Bung Karno muncul. Bung Karno diyakini miliki koleksi batangan emas yang melimpah dari era Perang Revolusi (1945-1949). Konon, beberapa di antaranya disimpan di Bank Swiss. Isu itu pula membuat segala macam benda pusaka yang sering digunakan Bung Karno bertuah.
Pemburu harta karun muncul satu-persatu. Banyak di antaranya mengorbankan keluarga hingga harta untuk mencari harta karun Bung Besar. Harta karun Bung Karno dianggap bernilai triliunan rupiah. Barang siapa yang dapat bisa mengubah hidup seseorang.
Harta karun itu juga digadang-gadang dapat melunasi utang luar negeri Indonesia yang tiap berganti rezim acap kali bertambah. Pandangan berbeda justru dimunculkan oleh trah Soekarno sendiri. Mereka menyebut ayahnya tak memiliki harta melimpah, apalagi harta karun.
Rumah saja tak punya. Barang-barang ayahnya yang diwarisi pun tak memiliki keistimewaan – dalam artian bertuah.
“Kembali ke soal yang kata orang pusaka-pusaka peninggalan bapak. Gue sendiri juga nggak ngerti mau diapain barang-barang bapak tersebut. Di samping memang sama nggak percayanya seperti bapak, benda-benda itu biar saja di sini dulu, sampai Guruh punya waktu khusus untuk menginventarisasi dan merawatnya. Guruh adalah orang yang paling tepat karena dia sangat cermat,” ujar anak pertama Bung Karno, Guruh Soekarniputra dikutip Kadjat Adra’i dalam buku Suka Duka Fatmawati Sukarno (2008).
Bung Karno dan Lukisan
Bung Karno memang tak pernah mementingkan urusan harta selama menjabat sebagai Presiden Indonesia. Ia tak pernah terpikirkan untuk jadi kaya raya. Ia mengangap diri sebagai presiden termiskin. Gajinya saja tak besar.
“Dan adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku dan sering dan serin meminjam-minjam dari ajudannya? Gajiku 200 dolar AS sebulan dan tidak cukup untuk memenui kebutuhan keluargaku. Dari segi keuangan tidak banyak kemajuan semenjak dari Bandung,” cerita Bung Karno ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2014).
Pengakuan itu jadi dasar bahwa harta karun yang digembar-gemborkan banyak orang tak benar adanya. Namun, jika orang-orang bersikukuh mencari harta karun Bung Karno yang sebenarnya, mereka akan mendapatkan fakta lain. Harta karun sesungguhnya milik Bung Karno bukan emas atau permata, tapi koleksi lukisan.
Seni lukis telah menjadi gairah hidup Bung Karno. Keyakinan itu bukan cuma bualan belaka. Bung karno pernah berucap jika ia tak ditakdirkan jadi presiden, Ia akan memilih karier sebagai seorang pelukis. Bung Karno menganggap seni rupa, khususnya seni lukis sebagai medium besar menuangkan ekspresi.
Proses melukis dianggap begitu sakral. Kondisi itu membuat Bung karno bertindak sebagai kreator, sekaligus kolektor. Keinginan mengoleksi lukisan-lukisan terbaik pun muncul.
Ia mulai keliling Nusantara mencari lukisan. Koleksi lukisannya mentereng. Ia memiliki koleksi lukisan dri sebagian besar maestro seni lukis Indonesia di eranya: Affandi, Sudjojono. hingga Basoeki Abdullah.
Harta Karun Sesungguhnya
Bung Karno sampai butuh kurator untuk menata karyanya. Bukan cuma itu saja, ia membutuhkan banyak tembok untuk memajang seluruh koleksinya. Jadilah seluruh istana kepresidenan -- dari Jakarta hingga Bali-- dihiasi oleh lukisan dari Bung Besar.
Koleksi lukisan Bung Karno bejibun. Jumlah lukisan bisa mencapai 2 ribuan lebih. Jumlah itu dapat mendefenisikan bahwa Bung Karno memiliki koleksi lukisan dengan tema yang beragam, dari wanita, alam, hingga lanskap, hingga bunga.
“Ketika lukisan-lukisan dan patung koleksi mulai bertambah hingga perlu penataan serius di Istana, ia mencari seseorang untuk mengaturnya. Dengan begitu, ia memerlukan seniman, kurator, konservator, displayer andal. Saat itulah (toko seni rupa Indonesia) Dullah ditunjuk,” ujar Agus T. Dermawan dalam tulisannya di majalah Intisari berjudul Bung Karno: Koleksi dan Karya Lukisnya (2001).
Lukisan-lukisan penting koleksi Bung Karno akan diturunkan pula kala ada tamu negara. Dullah sudah pasti disibukkan dengan pemilihan lukisan mana yang diturunkan. Sebab, di antara lukisan koleksi Bung Karno, Dullah harus memajang pula lukisan karya Bung Karno sendiri.
Biasanya nanti pada saat lukisan di pajang. Dullah memberikan protocol-officer yang mengungkap bahwa: beberapa dari lukisan dibuat oleh Soekarno sendiri. Tamu negara pun senang bisa melihat koleksi lukisan Bung Karno. Tuan rumah pun tak kalah senang.
Koleksi lukisan Bung Karno hingga hari ini masih terjaga. Sekalipun beberapa ada yang rusak hingga hilang. Ada yang dikuasai keluarga. Ada pula yang dipinjamkan ke negara. Kondisi itu semakin menegaskan bahwa Bung Karno adalah presiden dengan koleksi lukisan terbanyak di dunia.
“Untuk menambah kehati-hatian, barangkali publik perlu mengetahui angka-angka ini: pada 1968, lukisan koleksi Soekarno di Istana berjumlah 2.100; pada 2004, menurut hitungan Sanggar Lukisan Istana, jumlahnya tinggal 1.776,” ungkap Agus T. Dermawan dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Mengapa Lukisan Bung Karno Ada di Rumah Lelang?, 16 April 2023.
Koleksi lukisannya perlu dijaga. Kondisi itu karena lukisan itu adalah harta karun sesungguhnya dari Bung Karno. Harta karun itu banyak dibelinya sendiri, hasil hibah, dan sebagai hadiah dari senimannya langsung.
Bayangkan saja, betapa besar nilai atau angka dari lukisan-lukisan koleksi Bung Karno jika dijual. Angka triliunan rupiah bukan hal yang tak mungkin dicapai. Alasan itu membuat seluruh koleksi lukisannya layak disebut sebagai harta karun berharga peninggalan Bung Karno. Boleh jadi lebih berarti daripada logam mulia.
Recommended Article
News Update
Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...
The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.
BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...
The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”
Ngurah Rai Airport Expands Access to Nusantara via Balikpapan wit...
General Manager of PT Angkasa Pura Indonesia I Gusti Ngurah Rai Airport Ahmad Syaugi Shahab in Denpasar, on Wednesday (11/20), said this route adds connection opportunities to the State Capital of the Archipelago.
Minister Yusril Clarifies: Mary Jane Veloso Transferred, Not Rele...
Yusril explained that the Indonesian government had received an official request from the Philippine government regarding the transfer of Mary Jane Veloso. The transfer can be carried out if the conditions set by the Ind...
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).