• Tuesday, 21 May 2024

Kisah Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev Keliling Bali

Kisah Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev Keliling Bali
Soekarno menyambut kedatangan Nikita di Indonesia pada 1960 | John Dominis/LIFE Magazine

SEAToday.com, Jakarta-Kehadiran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali disambut dengan gegap gempita. Hajatan yang berlangsung dari 18-25 Mei 2024 juga digunakan sebagai ajang promosi pariwisata. Delegasi dari 193 negara diajak berplesiran ke berbagai tempat di Bali, termasuk Pura Tirta Empul Tampaksiring.

Kondisi itu tak jauh beda dengan era pemerintahan Presiden Soekarno. Dulu kala pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev (1958-1964) jadi salah satu Tokoh yang ajak jalan-jalan ke Istana Kepresidenan Tampaksiring Bali. Begini kisahnya.

Perkembangan suatu negara ditunjang oleh banyak faktor. Contohnya politik luar negeri. Kepentingan politik luar negeri memiliki urgensi tinggi. Alasan itu muncul karena politik luar negeri mampu membuka banyak hal.

Keran kerja sama hingga pinjaman luar negeri yang besar dapat terbuka dengan seketika. Namun, keberhasilannya tak hanya terletak pada kelihaian para duta besar saja.  Pemimpin bangsa harus bersikap pro aktif menyambung hubungan dan persahabatan kepada banyak negara di dunia.

Potret itulah yang dilakukan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Bung Karno kerap bersafari dan bersahabat dengan pemimpin negara-negara besar. Ia bahkan tercatat bersahabat dengan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev.

Persabatan itu membawa untung besar bagi Indonesia. Gerilya politik ala Bung Karno ke luar negeri itu membuat hubungan Kremlin-Jakarta jadi hangat. Kedua negara saling mendukung. Kerja sama di segala bidang jadi lancar.

Segala macam proyek monumental Indonesia yang bergantung dengan dana besar dapat dijalankan. Ambil contoh rencana pembangunan gelanggang olahraga terbesar Indonesia di Jakarta – kini lebih dikenal dengan Gelora Bung Karno (GBK).

“Di antara para pemimpin negara yang saya kenal, dia lebih menonjol dalam kapasitas ini daripada siapa pun. Nehru, misalnya, adalah jenis manusia yang sama sekali berbeda. Tentu saja pemimpin sebuah negara harus melakukan pertemuan publik yang besar. Secara umum, ia suka mengumpulkan orang banyak. Tampaknya dia selalu membutuhkan penonton, dan dengan demikian dia membutuhkan panggung besar dan itu adalah stadion, yang pada akhirnya kami bangun,” cerita pria bernama lengkap Nikita Sergeevich Khrushchev dalam buku Memoirs of Nikita Khrushchev: Volume 3 (2004).

Pelesiran ke Bali

Hubungan Bung karno-Nikita kian hangat dengan kedua pemimpin negara aktif saling berkunjung. Soekarno berkunjung  ke Uni Soviet pada 1956 dan berlangsung meriah. Bung Karno pun tak mau kalah menyambut Nikita yang berkunjung ke Indonesia pada Februari 1960.

Soekarno mengajak Nikita berkunjung ke berbagai kota besar di Indonesia. Bali jadi yang paling istimewa dari perjalanan Nikita di Indonesia. Bung karno menyiapkan segala macam detail penyambutan Nikita. Soekarno mengutus seniman andalannya, James Clarence Pandy terlibat dalam menyambut Nikita.

Pandy bukan sembarang seniman bagi Bung Besar. Karya lukisnya sudah jadi langganan Bung Karno sejak dulu. Bung Karno seperti menganggap Pandy layaknya kamus berjalan urusan dunia seni. Bung Karno banyak tahu seniman hebat lainnya dari Pandy.

“Setiap ke Bali, Bung Karno selalu ingin mampir di pandy Gallery dulu. Setelah berbincang-bincang seni ke sana ke sini, biasanya Pak Pandy memberi arahan Presiden ke pelukis ini dan ke pelukis itu. Ketika di Bali, Pelukis Istana Presiden-nya bukan saya, tapi Pak Pandi,” ujar pelukis kenamaan Indonesia, Dullah diceritakan Agus Dermawan T. dalam buku Dongeng dari Dullah (2020).

Pandy pun lalu mendapatkan tugas untuk mendesain interior kamar tidur Nikita kala menginap di Sindhu Beach Hotel. Konon, ia juga mendapat tugas untuk mempersiapkan interior Istana Tampaksiring. Tugas itu dilakukan dengan baik.

Nikita di Tampaksiring

Soekarno membawa Nikita berkeliling Bali. Ia hendak memperlihatkan Bali yang dikenal sebagai ‘rumah’ ibunya bertumbuh kepada Nikita. Potret bagaimana keindahan panorama dan orang Bali dihadirkan. Bung Karno juga melakukan ritual khas Bali dengan menempatkan bunga di telinga Nikita.

Jurnalis senior Indonesia, Rosihan Anwar melaporkan Nikita diajaknya berkunjung ke Istana Tampaksiring dan sekitarnya. Soekarno tak lupa membawa Nikita berjumpa warga Bali di Pura Tirta Empul Tampaksiring.

Sebuah pemandian umum yang biasanya digunakan untuk lokasi melukat – upacara pembersihan pikiran dan jwa secara spiritual. Nikita diajak untuk melihat suasana pemandian yang terbagi dua. Pemandian untuk pria dan wanita.

Di sana, Bung Karno memperlihatkan bagaimana keseharian dan kesederhanaan warga Bali. Ia juga memperlihatkan kedekatannya dengan rakyat. Kondisi itu membuat Nikita yang bak turis kagum dengan Bung Karno. Nikita pun memanfaatkan sisa waktunya dengan naik sepeda keliling Tampaksiring.

Pengalaman menyenangkannya di Bali pun ditutup dengan pertunjukan kesenian Bali di Istana Tampaksiring. Suasana begitu megah. Ragam kesenian Bali dipentaskan. Suasana keakraban antara pemimpin kedua negara terlihat. Mereka yang datang ke pesta tak sembarang orang.

“Keras sekali kontrol yang dilakukan oleh alat-alat negara terhadap mereka yang hendak masuk ke Tampaksiring. Di tengah perjalanan dua kali kartu identitas kami diperiksa. Di pendopo sudah berkumpul tamu-tamu yang datang dari Denpasar, menunggul dimulainya pertunjukkan kesenian,” pungkas Rosihan Anwar dalam buku Sejarah Kecil ‘Petite Histoire’ Indonesia Jilid 2 (2008).

Para jurnalis pun diperiksa secara ketat dengan alasan keamanan. Suasana megah dan privat tercipta. Banyak orang yang kagum dengan Istana Tampaksiring yang dibangun pada 1957. Pengalaman itu jadi salah satu bagian yang dianggap terbaik dari kunjungannya ke Indonesia.  

Share
Trending
Popular Post

Explosion Occurs in Bekasi Field Artillery Battalion Ammunition W...

Explosion Occurs in Bekasi Field Artillery Battalion Ammunition Warehouse

Japan Firms Walked Out of The Singapore-Malaysia High Speed Railw...

On Thursday (11/1), Japanese firms decided to opt out of the Malaysia-Singapore High-Speed railway project, amid the deadline for requests on January 15.

Jakarta Provincial Minimum Wage 2024 Set to IDR5.06 M

The Jakarta Provincial Government has set the Provincial Minimum Wage (UMP) for 2024 at Rp5,067,381

Bank Indonesia Revokes 3 Indonesian Coins

Bank Indonesia (BI) has revoked and withdrawn three types of rupiah bills from circulation, starting December 1, 2023.

31 Injured and 5 Sub-districts in Sumedang-Bandung Regency Affect...

At least 31 people were injured and five sub-districts were affected by a tornado that struck Sumedang-Bandung Regency, West Java, on Wednesday (2/21)

Infographic