• Monday, 23 December 2024

Kisah Di Balik Julukan Little Satan untuk Israel

Kisah Di Balik Julukan Little Satan untuk Israel
Pertemuan bersejarah antara pemimpin besar Iran, Khomeini dan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat pada 1979 | iichs.ir

SEAToday.com-Jakarta, Konflik antara Iran-Israel kian memanas. Ketegangan bermula dari Israel yang menyerang Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Damaskus, Suriah. Iran pun membalas dengan peluncuran puluhan drone dan rudal balistik ke Israel pada 13 April 2024.

Permusuhan Iran-Israel sebenarnya bukan hal baru. Kedua negara telah lama jadi musuh bubuyutan. Iran tak pernah suka pola penjajahan modern Israel terhadap bangsa Palestina. Negeri Para Mullah itu tak segan-segan menjuluki Israel sebagai Little Satan. Bagaimana mula kisahnya?

Revolusi Iran membawa perubahan bagi peta politik Timur-Tengah pada 1979. Ambil contoh hubungan Iran-Israel yang awalnya mesra di masa Shah Iran, Mohammad Reza Pahlavi. Hubungan itu segera berakhir kala Revolusi Iran bergejolak.

Pemimpin besar Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini tak mengendaki hubungan baik dengan Israel terjadi. Khomeini tak sudi berkawan dengan Israel yang notabene mendukung kuasa monarki di Iran. Ia juga tak mau mengubah pandangannya bahwa Israel adalah penjajah yang terkutuk.

Israel digambarkan sebagai pembawa petaka bagi Rakyat Pelestina. Dulunya boleh saja Iran dikenal berkawan dengan Israel. Iran dikenal pula sebagai pemasok 60 persen kebutuhan minyak Israel. Kerja sama itu membuat banyak warga Israel menetap di Iran.

Khomeini datang dan mengubah segalanya. Ragam kerja sama dengan Israel segera diputus. Ia meminta perwakilan Israel segera meninggalkan Iran. Sebaliknya, perwakilan Iran di Israel ditarik Khomeini. Sikap keras Khomeini atas Israel bawa warna baru di dunia Arab seiring melemahnya perlawanan negeri Arab lain.

Khomeini datang seraya jadi cahaya baru menentang Israel. Sikap keras Khomeini terhadap Israel mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat (sosok yang lalu dikenal sebagai Presiden Palestina ke-1) termasuk pendukungnya.

Arafat tercatat jadi pendukung Iran melawan monarki. Rakyat Palestina memberikan dukungan dan bantuan kala Revolusi Iran. Dukungan itu membuat Khomeini dan Arafat memiliki hubungan yang dekat. Suatu dukungan yang dapat meruntuhkan rezim monarki di Iran.

“Sudah cukup bahwa kami ada di sini, dan tidak peduli berapa banyak yang telah kami bantu. Kami tidak dapat memberikan imbalan sebanyak yang telah diberikan rakyat Iran kepada kami. Cukup bagi kita untuk berada di antara rakyat Iran. Tentu saja (kami kuat karena Revolusi Iran). Hal ini telah mengubah seluruh strategi dan kebijakan di bidang ini. Keadaannya sudah terbalik,” ucap Yasser Arafat dikutip James M. Markham dalam tulisannya di surat kabar The New York Times dengan judul Arafat, in Iran, Reports Khomeini Pledges Aid for Victory Over Israeli, 19 Februari 1979.

Dukungan Arafat membawakan hasil. Pemimpin besar Iran lalu berbalik mendukung rakyat Palestina mempertahankan wilayahnya. Sebelum itu, Khomeini terlebih dahulu menyibukkan diri dengan membenahi pemerintahan baru Republik Islam Iran.

Mereka yang notabene pejabat Iran pro Israel mulai dipecat. Beberapa diampuni. Selebihnya, Khomeini mulai melakukan penataan pemerintahan. isu-isu yang melemahkan Iran tak digubrik. Sebab, Iran mencoba menjelma jadi kekuatan baru di Timur-Tengah.

Little Satan

Keberpihakan Iran terhadap Palestina melawan Israel bukan sekedar retorika revolusi belaka. Iran pun siap sedia membantu pejuang Palestina meraih tanahnya kembali. Tindakan itu dengan memberikan persenjataan dan bantuan lainnya kepada pejuang Palestina.

Dukungan lain yang diberikan Khomeini adalah konfrontasi penuh terhadap Israel. Bahkan, pengasuh Israel, Amerika Serikat (AS) kena getahnya. Keduanya dianggap pengganggu dan muara keburukan dunia, alias teroris dalam artian yang sebenarnya.

Kondisi itu membuat Khomeini dalam salah satu pidatonya memberikan julukan baru kepada AS dan Israel pada November 1979. Ia menyebutkan AS sebagai The Great Satan (Setan Besar). Sedang Israel sebagai Little Satan (Setan Kecil). Pemberian julukan itu memancing reaksi pro dan kontra di dunia.    

“Setelah naik takhta untuk menduduki kekuasaan di Negeri Para Mullah, Khomeini membuat Israel dan Iran menjadi musuh bebuyutan. Iran menjuluki Israel sebagai Setan kecil dan sudah memberikan gelar lainnya, Setan Besar bagi AS. Iran menggantikan negara-negara Arab sebagai pemimpin konfrontasi yang berseteru dengan Israel. Kepemimpinan iran tidak berupaya menyembunyikan kebenciannya terhadap AS sebagaimana negara Timur Tengah lainnya,” ungkap William G Baker dalam buku The Israel Narrative: From Genesis to Regenesis (2021).

Julukan yang diberikan oleh Khomeini mendunia. Nama Little Satan untuk merujuk Israel menggema di mana-mana. Tiap kali serangan dilakukan ke arah pejuang Palestina, ‘gelar’ Little Satan menggaung tinggi. Julukan itu terus digunakan oleh banyak negara, sekalipun Khomeini telah tiada.

Kiprah Iran-Israel sebagai musuh bebuyutan terus relevan hingga hari ini. beberapa kali sempat berada di fase terburuk. Kehebohan penyataan Ahmadinejad yang ingin menghapus Israel dari peta dunia pada 2003 – merujuk pandangan Khomeini. Kemudian, saling serang pada April 2024.

  

Share
News Update
91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived in Indonesia

91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived in Indonesia

Criminal Investigation Agency Question Cooperatives Minister Budi...

Budi Arie Setiadi, current Minister of Cooperatives, questioned by Kortastipidkor regarding undisclosed matters. Investigation linked to past scandals.

Light Rain Expected Across Most of Jakarta

The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).

OIKN Targets Legislative, Judicial Buildings to be Completed in...

The Nusantara Authority (OIKN) is targeting the construction of legislative and judicial infrastructure to be completed by 2028.

The Ministry of Foreign Affairs Confirms No Indonesian Citizens A...

The Indonesian Ministry of Foreign Affairs has confirmed that no Indonesian citizens (WNI) were victims of the 7.3-magnitude earthquake that struck Vanuatu on Tuesday, December 17, 2024

Trending Topic