Sejarah Keffiyeh Palestina: Selendang Penutup Kepala yang Jadi Simbol Perjuangan Antikolonial
SEAToday.com, Jakarta - Seniman asal Bethlehem, Johny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi menghebohkan dunia. Rancangan karya seninya yang memuat adegan kelahiran bayi Yesus dalam pameran di Vatikan dipuji dunia. Apalagi, Paus Fransiskus yang bertindak membuka pameran.
Pujian itu muncul karena adegan kelahiran Yesus dibungkus dengan keffiyeh Palestina. Selendang itu dianggap sakral bagi seisi dunia. Alih-alih hanya penutup kepala, keffiyeh sudah jadi simbol perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan di atas tanahnya. Begini ceritanya.
Produk budaya dari Timur Tengah tak sedikit. Kesamaan produk budaya antara satu negara dengan lainnya tak jarang terjadi. Bedanya biasanya dari corak saja. Ambil contoh Keffiyeh. Keffiyeh sendiri dikenal sebagai selendang khas Palestina berbentuk persegi.
Biasanya selendang itu digunakan untuk penutup kepala yang cocok dengan iklim Timur Tengah. Penggunaannya untuk menghindari sengatan langsung matahari hingga udara dingin. Mulanya produk itu bukan lahir di Palestina.
Keffiyeh yang mulanya dikenal dengan banyak nama Kufiya, shemagh, atau hatta kehadirannya punya banyak teori. Ada yang menyebut sudah hadir sejak era Mesopotamia. Namun, kala merujuk nama Keffiyeh sendiri akarnya justru muncul dari daerah Kufa di Irak.
Di sana dianggap bagian penting dari perkembangan Keffiyeh Palestina. Keffiyeh pun digunakan oleh pengelana dari Timur Tengah. Eksistensi itu kelak membuat Keffiyeh kesohor di antara negara minyak.
“keffiyeh, atau kufiyeh, secara harfiah berarti berhubungan dengan Kufa, kota di Irak yang diperkirakan menjadi asal muasal selendang tersebut. Di Palestina, selendang itu awalnya berupa kain putih polos yang dikenakan sebagai penutup kepala praktis oleh petani laki-laki dan suku Badui selama berabad-abad untuk membantu melindungi diri dari sengatan matahari, dingin, debu, dan pasir,” ujar Niloufar Haidari dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul From Yasser Arafat to Madonna: How the Palestinian Keffiyeh Became a Global Symbol, 11 Desember 2023.
Identitas Palestina
Orang Palestina mulai kepincut dengan Keffiyeh. Mereka menggunakan keffiyeh untuk beraktivitas sehari-hari. Belakangan Keffiyeh jadi simbol perlawan politik. Perlawanan itu hadir karena penjajah Inggris datang.
Pejuang Palestina mulai menggunakan Keffiyeh berwarna hitam-putih sedari 1930-an. Pemilihan warna itu sengaja dilakukan untuk menembus batas kelas. Penjajah Inggris jadi tak bisa membedakan mana kaum tani atau borjuis.
Barang siapa yang mengenakan Keffiyeh, mereka akan diidentifikasi sebagai orang palestina. Narasi itu membuat penjajah Inggris kebingunan. Mereka tak mampu mengidentifikasi mana yang pejuang, mana rakyat biasa.
Seisi kampung menggunakan Keffiyeh. Inggris pun pusing dibuatnya. Kondisi itu diperparah dengan pengrajin Keffiyeh yang kian giat menghasilkan Keffiyeh.
“Beberapa penduduk desa Palestina menyerang tentara Inggris dan mudah untuk menemukan mereka karena mereka memiliki keffiyeh. Jadi, warga Palestina yang tinggal di kota-kota mulai mengenakan keffiyeh, sehingga tentara penjajah tidak dapat mengetahui siapa yang berasal dari kota dan siapa yang berasal dari desa,” tegas Ellie Violet Bramley dalam tulisannya di The Guardian berjudul ‘We are Very Emotional’: Keffiyeh-maker’s Bittersweet Reaction to Surge in Demand, 24 Mei 2024.
Belakangan Keffiyeh mulai digunakan jadi penutup kepala standar bagi orang Palestina. Keffiyeh bak menjelma jadi identitas orang Palestina. Biasanya tiap wilayah di Palestina memiliki corak yang berbeda-beda.
Ambil contoh warga Gaza yang biasa menggunakan Keffiyeh berwarga putih-merah. Namun, kebanyakkan keffiyeh yang digunakan tetap warna hitam-putih. Suatu kombinasi warna yang dianggap hasil pencarian rakyat Palestina terkait simbol perjuangan.
Ikon Perjuangan Palestina
Kehadiran Keffiyeh sebagai identitas perjuangan rakyat Palestina kian mengemuka saat Israel mulai mencaplok wilayah Palestina. Penjajahan itu membuat rakyat Palestina jatuh pada level terendah. Mereka ogah menyerah. Mereka melakukan perlawanan.
Tokoh-tokoh perlawanan pun muncul satu demi satu. Yasser Arafat muncul sebagai pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pemimpin karismatik itu tak melupakan Keffiyeh. Ia mengenakan Keffiyeh sebagai bentuk identitas perjuangan dan berhasil.
“Sepasang mata yang menyala di bawah untaian keffiyeh yang selalu menjadi ciri utama penampilannya. Dia langsung berdiri dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan saya. Saya sempat melirik sepucuk pistol Beretta di pinggang kanannya, ciri khasnya yang kedua,” cerita Leila S. Chudori dalam tulisannya di majalah Tempo bejudul Saat Kami Bersentuhan dengan Kafiyehnya, 22 November 2004.
Gema Arafat yang kerap wara-wiri mencari dukungan ke berbagai belahan dunia berbuah manis. Keffiyeh yang digunakannya terkenal di seantero dunia. Kehadiran Arafat dan Keffiyehnya membuat perjuangan Palestina untuk merdeka mendapatkan dukungan luas.
Gebrakan aksi perlawanan rakyat Palestina kepada Israel tak luput dari Keffiyeh. Pejuang Palestina di lapangan pun turut mengenakannya. Keffiyeh seraya warisan penting yang harus tetap dilestarikan. Bagaimana pun caranya. Sebab, dengan itu solidaritas perlawanan akan terus hadir.
“Ketika dukungan terhadap Palestina meluas, keffiyeh pun menjadi simbol solidaritas. Di berbagai belahan dunia, anak muda melilitkan keffiyeh beraneka warna di leher mereka. Kain penutup kepala ini identik dengan rebel-chic atau activist-chic. Di mana pun, keffiyeh telah menjadi simbol perlawanan,” pungkas Purwani Diyah Prabandari dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Menyelamatkan Keffiyeh Terakhir, 5 September 2011.
Keffiyeh pun hadir bak simpol perlawanan terhadap imperialisme. Tokoh-tokoh politik kesohor dunia mulai menggunakannya. Ada Fidel Castro hingga Nelson Mandela. Mereka berharap rakyat Palestina segera bebas dari penjajahan Israel.
Kondisi itu membuat Keffiyeh menjelma bak simbol perjuangan antikolonial di seluruh dunia. Keffiyeh pun muncul sebagai bagian dari industri fesyen dunia. Semuanya karena saking banyaknya pesohor dunia yang mengenakan Keffiyeh.
Recommended Article
Insight Indonesia
Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30
Muhammadiyah Central Leadership (PP), Tuesday (7/1), officially set the beginning of Ramadan 1446 Hijri on March 1, 2025. Meanwhile, Eid al-Fitr or Lebaran will fall on March 30, 2025.
Ministry of Religious Affairs: 2025 Hajj Departure Begins Early M...
The Ministry of Religious Affairs (Kemenag) issued a travel plan for the 1446 Hijri/2025 Hajj pilgrimage after previously deciding on the Hajj Implementation Fee (BPIH) with the Hajj Working Committee (Panja) of the Hous...
Retirement Age for Workers Rises to 59 Years as of January 2025
This retirement age will be the basis for the utilization of the pension insurance program implemented by the Employment Social Security Agency (BPJS TK).
Government Plans To Have 5000 Heads of SPPG for Makan Bergizi Gra...
The government plans to have 5,000 heads of Nutrition Fulfillment Service Units (SPPG) to manage Makan Bergizi Gratis Programme.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).
Trending Topic
Weather Forecast
Weather Forecast for Jakarta Saturday 4 Januari 2025
BMKG predicts that Jakarta on Saturday (4/1/2025) today will only be cloudy from morning to night.
Weather Forecast for Jakarta and Around: Light Rain
The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that light rain will fall in several areas in Jakarta
BMKG Predicts Rain Across Major Indonesian Cities on Tuesday
Rain is expected to fall over several major cities in Indonesia on Tuesday, (12/24/2024), according to the BMKG
Rain Expected in Jakarta on Tuesday Afternoon and Evening
Light rain is forecasted to hit most areas of Jakarta on Tuesday afternoon and evening, according to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG),