Imbas Topan Yagi, Peternak Thailand Terpaksa Bunuh 125 Buaya Miliknya
SEAToday.com, Jakarta - Seorang peternak buaya di Thailand mengatakan bahwa ia membunuh lebih dari 100 ekor reptil yang terancam punah. Hal ini dilakukan untuk mencegah reptil tersebut melarikan diri setelah angin topan merusak kandang.
Natthapak Khumkad yang mengelola sebuah peternakan buaya di Lamphun, Thailand utara, mengatakan bahwa ia bergegas mencari rumah baru bagi buaya-buaya Siamnya ketika ia menyadari bahwa tembok yang membatasi kandangnya terancam roboh.
Namun, tidak ada tempat yang cukup besar atau aman untuk menampung buaya-buaya tersebut, beberapa di antaranya memiliki panjang hingga 4 meter. Untuk menghentikan buaya-buaya tersebut agar tidak lepas ke masyarakat setempat, kata Natthapak, dia membunuh 125 ekor buaya pada 22 September 2024.
"Saya harus membuat keputusan tersulit dalam hidup saya untuk membunuh mereka semua," katanya kepada CNN.
Pria berusia 37 tahun itu melanjutkan, "Saya dan keluarga saya mendiskusikan jika tembok itu runtuh, maka kerusakan yang terjadi akan jauh lebih besar daripada yang bisa kami kendalikan. Ini akan melibatkan nyawa orang dan keselamatan publik."
Topan Yagi, badai paling kuat di Asia tahun ini, melanda China selatan dan Asia Tenggara bulan ini, meninggalkan jejak kehancuran dengan curah hujan yang tinggi dan angin kencang. Hujan deras menggenangi bagian utara Thailand, merendam rumah-rumah dan desa-desa di tepi sungai, menewaskan sedikitnya sembilan orang.
Badai seperti Yagi "semakin kuat karena perubahan iklim, terutama karena air laut yang lebih hangat memberikan lebih banyak energi untuk memicu badai, yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan curah hujan yang lebih deras," kata Benjamin Horton, direktur Observatorium Bumi Singapura.
Bencana alam, termasuk topan, menimbulkan berbagai ancaman bagi satwa liar, menurut International Fund for Animal Welfare. Banjir dapat membuat hewan terdampar, terancam tenggelam, atau terpisah dari pemilik atau keluarganya. Hujan dan angin kencang juga dapat merusak habitat dan tempat penampungan hewan
Recommended Article
News Update
OIKN Targets Legislative, Judicial Buildings to be Completed in...
The Nusantara Authority (OIKN) is targeting the construction of legislative and judicial infrastructure to be completed by 2028.
The Ministry of Foreign Affairs Confirms No Indonesian Citizens A...
The Indonesian Ministry of Foreign Affairs has confirmed that no Indonesian citizens (WNI) were victims of the 7.3-magnitude earthquake that struck Vanuatu on Tuesday, December 17, 2024
Bogor Police to Implement Car-Free Night in Puncak to Ease New Ye...
Bogor Police implement Car-Free Night in Puncak for New Year's Eve from 6 PM to 2.30 AM, with traffic diversions, odd-even rule, and a one-way system.
Powerful 7.3 Magnitude Earthquake Strikes Vanuatu, Causing Extens...
A powerful magnitude 7.3 earthquake struck just 30 km off the coast of Vanuatu's capital, Port Vila, on Tuesday (12/17), triggering landslides and flattening multiple buildings, including several embassies.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).