• Wednesday, 13 November 2024

Apresiasi Grand Syekh Al Azhar atas Langkah Indonesia Bela Palestina

Apresiasi Grand Syekh Al Azhar atas Langkah Indonesia Bela Palestina
Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb saat memberi kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 9 Juli 2024. (dok. Kemenag)

SEAToday.com, Jakarta - Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024 sebagai bagian dari kunjungannya ke Indonesia. Grand Syekh turut mengapresiasi langkah Indonesia membela Palestina dan menyerukan kerukunan umat beragama.

Sebelum memberi kuliah umum di UIN, Grand Syekh diterima Presiden Joko Widodo. Keduanya juga mendiskusikan penyelesaian konflik di Gaza-Palestina.

Grand Syekh mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas perjuangannya untuk membela saudara-saudara di Gaza-Palestina dengan memperjuangkan gencatan senjata dan menyampaikan bantuan-bantuan kemanusiaan.

Grand Syekh menyerukan pentingnya persatuan dan tidak tertipu dengan propaganda yang ingin memecah belah umat Islam dengan berbagai cara. Grand Syekh mengingatkan umat Islam untuk tidak menjadi umat yang inferior.

"Umat Islam adalah umat besar yang telah berkontribusi besar terhadap peradaban dunia," kata Grand Syekh di Ciputat, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024, dilansir laman Kementerian Agama.

Menurut Grand Syekh, perpecahan itu sering lahir dari lisan dan pena para dai yang tidak memahami prioritas dan fiqih ikhtilaf (perbedaan).

"Mereka yang sibuk dengan perkara-perkara khilafiyah tapi lupa dengan isu-isu keumatan yang utama seperti isu Palestina, isu kemiskinan, dekadensi moral dan lain sebagainya," terang Grand Syekh yang juga Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM).

Grand Syekh menyatakan bahwa umat harus diingatkan agar terhindar dari orientasi baru yang menolak ajaran empat mazhab. "Di mana mereka membuat fiqih baru, di mana mereka mudah menyalahkan dan bahkan mengkafirkan yang tidak sependapat dengan mereka," tutur Syekh.

Untuk menekankan hal ini, Grand Syekh, mengutip Hadis Nabi Muhammad SAW riwayat Al-Bukhari yang menjelaskan bahwa apabila seseorang memiliki tiga kriteria ini maka dia adalah muslim dan tidak boleh dikafirkan. "Yaitu, pertama yang salat sama seperti kita salat kita, kedua yang menghadap kiblat kita, dan ketiga yang makan sembelihan kita," terang Grand Syekh.

Diserukan Grand Syekh bahwa umat Islam untuk menjaga kerukunan umat beragama, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi dan para sahabat, di mana mereka menghormati keyakinan agama lain. "Menghormati tidak sama dengan meyakini. Yang kita lakukan adalah menghormati meskipun tetap keyakinan itu masing-masing," kata Grand Syekh.

Grand Syekh menuturkan bahwa umat Islam saat ini harus bergerak untuk beramal, bukan hanya pintar berbicara tetapi mengamalkannya. "Seribu khutbah tidak akan menyelesaikan masalah tapi satu aksi bisa menyelesaikan seribu masalah," turur Grand Syekh.

Share
News Update
Prabowo Meets Biden at The White House to Discuss Indonesia-US Diplomatic Ties

Prabowo Meets Biden at The White House to Discuss Indonesia-US Diplomatic Ties

Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerou...

The collision occurred as the KM 92 area was hit by heavy rain and lightning, which likely contributed to poor visibility and slippery road conditions.

Gibran’s Public Complaint Service Launches at Vice President's Pa...

This news was conveyed by Gibran through an upload via his personal Instagram account @gibran_rakabuming. The upload shows the caption “Lapor Mas Wapres” as well as details of the schedule, address, and complaint contact...

General Election Commission to Advise Regional Authorities on Dec...

Indonesian General Election Commission (KPU) member August Mellaz announced that the KPU would instruct regional offices to issue a formal decision regarding the establishment of a national holiday on November 27, 2024,...

President Prabowo Oversees $10.07 Billion Deal Between Indonesian...

resident Prabowo Subianto attended the signing of a memorandum of understanding (MoU) between Indonesian and Chinese companies, totaling $10.07 billion.

Trending