SEAToday.com, Jakarta - Kekerasan rumah tangga atau KDRT merupakan kasus yang kerap terjadi pada pasangan khususnya istri. KDRT kerap terjadi di rumah dan tak jarang anak-anak dapat menyaksikan tindak kekerasan dari orang tuanya tersebut. Hal ini akan berdampak buruk bagi anak.
Dilansir dari laman DP3AK Provinsi Jawa Timur, secara umum, anak yang salah satu orang tuanya merupakan korban KDRT akan merasa takut dan cemas sepanjang hidupnya. Kecemasan disebabkan karena meraka selalu merasa waspada dan berjaga-jaga dengan kemungkinan hal tersebut akan terjadi kembali.
Berikut dampak ketika anak melihat KDRT di rumah dilansir dari berbagai sumber:
1. Gangguan kecemasan
Kemungkinan besar anak-anak akan merasakan kegelisahan jika mereka selalu dikelilingi kekerasan yang dilakukan salah satu orang tua terhadap orang tua lainnya.
Anak-anak ini akan hidup dalam keadaan tidak berdaya ketika serangan fisik atau verbal terjadi lagi di rumah. Hal ini dapat menimbulkan rasa cemas yang terus-menerus.
2. Gangguan stress pasca trauma
Akan muncul gangguan-gangguan psikologis, seperti perubahan pola tidur, kemarahan, mudah tersinggung, kesulitan berkonsentrasi, dan anak-anak akan mudah terbayang-bayang bentuk kekerasan yang pernah dilihatnya.
Hal ini pun akan menjadi pengalaman yang sangat traumatis bagi anak.
3. Masalah mental
Anak yang menyaksikan KDRT dapat merasa kehilangan rasa aman dan kurang percaya diri.
Hal ini karena menyaksikan KDRT adalah hal yang bersifat traumatis bagi anak. Mereka cenderung merasa stres, depresi, cemas, dan takut.
Mereka merasa kehilangan rasa aman, karena ayahnya menyakiti ibunya. Sedangkan sang ibu menderita kekerasan dari ayahnya. Hal ini membuat sang anak merasa kehilangan tempat berlindung.
4. Gangguan hubungan sosial
Anak-anak yang menyaksikan KDRT seringkali memiliki kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Mereka mungkin menjadi tertutup, sulit mempercayai orang lain, atau mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan.
Selain itu, mereka juga bisa menunjukkan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial.
5. Muncul perilaku agresif
Ketika menyaksikan KDRT, mereka cenderung bertindak reaktif terhadap situasi yang ada. Anak remaja akan mudah terlibat perkelahian, bolos sekolah, atau mencoba-coba obat-obatan dan alkohol.
Para remaja ini juga besar kemungkinannya untuk bermasalah secara hukum.
Mereka mungkin meniru perilaku kasar yang mereka saksikan, sehingga meningkatkan risiko mereka untuk terlibat dalam tindakan kekerasan di kemudian hari, baik sebagai pelaku maupun korban.
Recommended Article
News Update
US President-Elect Donald Trump Appoints Elon Musk to Lead Govern...
US president-elect Donald Trump has appointed SpaceX founder Elon Musk (@elonmusk) to lead the Government Efficiency Department.
President Prabowo Meets President Joe Biden to Mark 75th Annivers...
Indonesian President Prabowo Subianto held a bilateral meeting with US President Joe Biden at the White House in Washington DC on Tuesday (11/12).
Prabowo Meets Biden at The White House to Discuss Indonesia-US Di...
During the meeting, President Prabowo was warmly received by President Biden, and the two leaders discussed the strong diplomatic ties between Indonesia and the U.S.
Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerou...
The collision occurred as the KM 92 area was hit by heavy rain and lightning, which likely contributed to poor visibility and slippery road conditions.
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).