SEAToday.com, Jakarta - Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) merupakan pasukan khusus milik TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan korps baret jingga. Meski menjadi bagian dari TNI AU, Kopasgat memiliki kualifikasi satuan tempur darat dengan keahlian tiga matra, yaitu darat, udara, dan laut. Tanggal 17 Oktober 1947 dikukuhkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Sejarah Kopasgat
Pada tahun 1947, Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor mengajukan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk mengirim dikirimkan pasukan payung ke Kalimantan. Permintaan tersebut untuk menyusun gerilyawan dan membantu perjuangan rakyat agar dapat membuka stasiun radio yang menghubungkan Yogyakarta dan Kalimantan.
Permintaan tersebut pun disetujui oleh Komodor Soerjadi Soerjadarma dan memilih 12 putra asli Kalimantan dan 2 orang dari AURI untuk melakukan penerjunan.
Namun pada 17 Oktober 1947, hanya 13 orang yang terjun dan meninggalkan satu orang yang batal karena takut.
Kemudian pada 23 November 1947, pasukan yang bergerilya tersebut disergap tentara Belanda. Dalam catatan sejarah, disebutkan kepala desa setempat berkhianat dan membocorkan rencana gerilya ini kepada Belanda.
Akibat penangkapan ini, Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih gugur. Sisanya berhasil lolos, namun ditangkap tentara Belanda.
Peristiwa penerjunan pasukan payung pada 17 Oktober 1947 inilah yang menginisiasi penetapan hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat).
Pada 1997, era pemerintahan Soeharto, Kopasgat diubah namanya menjadi Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).
Namun, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Panglima TNI Nomor Kep/66/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI, tertanggal 21 Januari 2022, nama Korpaskhas kembali berubah menjadi Kopasgat.
Motto dan Tugas Kopasgat
Kopasgat memiliki motto dari bahasa Sansekerta, yaitu “Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana” yang berarti bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.
Kopasgat mengemban tanggung jawab mempertahankan dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan. Hal ini, membuat Kopasgat siap diterjunkan di mana saja, seperti di hutan, kota, rawa, sungai, laut, dan lembah.
Namun, yang membedakan Kopasgat dengan pasukan khusus lainnya adalah memiliki ciri khas tugas yang tidak dimiliki pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara (OP3U) untuk merebut dan mempertahankan pangkalan dan menyiapkan pendaratan pesawat beserta penerjun pasukan.
Recommended Article
News Update
Transjakarta Launches Open-Top Double-Decker Bus Tour, Let's Expl...
Transjakarta has unveiled its latest innovative offering, the Open Top Tour of Jakarta. This open-top double-decker bus service aligns with the city’s vision of becoming a global destination by enhancing its appeal as a...
91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived...
The Ministry of Foreign Affairs has successfully evacuated 91 Indonesian citizens from Syria on December 20 and 21, 2024. The evacuation was divided into three flights.
Criminal Investigation Agency Question Cooperatives Minister Budi...
Budi Arie Setiadi, current Minister of Cooperatives, questioned by Kortastipidkor regarding undisclosed matters. Investigation linked to past scandals.
Light Rain Expected Across Most of Jakarta
The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).