SEAToday.com, Magelang – Presiden Prabowo Subianto dan para anggota Kabinet Merah Putih berangkat ke Lembah Tidar, Jawa Tengah pada Kamis 24/10). Selama beberapa hari di Magelang, para menteri akan mendapat banyak pembekalan dari Presiden Prabowo Subianto.

Rombongan berangkat dari Bandara Udara Halim Perdanakusuma pukul 13.30 WIB menggunakan pesawat dari TNI Angkatan Udara. Selama Prabowo dan para menteri berada di Magelang, banyak personel TNI dan Polri mulai bersiaga menjaga beberapa titik jalan protocol di kota yang berbatasan dengan Yogyakarta itu.

Selama berada di Magelang, Prabowo akan melakukan pembahasan terkait program kerja prioritas hingga kegiatan outbond untuk mendekatkan jajaran anggota kabinet satu sama lain. Maklum saja banyak anggota kabinet yang mungkin baru berkenalan dan baru bekerja sama pertama kali sehingga dibutuhkan chemistry.

Salah satu tempat yang dipakai Prabowo dan para menteri di Magelang adalah Lembah Tidar. Lembah Tidar berada di kawasan Kebun Raya Gunung Tidar. Tidar berasal dari kata Mukti dan Kadadar. Mukti berarti bahagia, berpangkat dan sukses dalam hidup. Sementara kadadar artinya berdidik.

Gunung Tidar memiliki makna siapa yang ingin hidup bahagia, berpangkat, dan sukses maka harus siap untuk dididik, ditempa, diuji supaya menjadi orang atau pemimpin yang tangguh. Mungkin saja filosofi makna itu cocok dengan kepemimpinan Prabowo saat ini termasuk para menteri dalam bekerja selama lima tahun ke depan.

Lembah Tidar berdiri pada 31 Oktober 1945. Lembah Tidar didirikan setelah Kepala Staf Umum tentara Keamanan Rakyat, Letjen TNI Oerip Soemahardjo. Lembah Tidar berada di kaki Gunung Tidar. Banyak para calon perwira Akademi Militer untuk fokus dalam latihan fisik dan strategi militer. Tempat ini berada di ketinggian 503 meter di atas permukaan laut dengan luas area 701.674 m2.

Para menteri sangat antusias saat akan mengikuti pembekalan di Lembah Tidar, terutama beberapa menteri yang merupakan lulusan dari Akmil. Misalnya Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman yang mengunggah foto dirinya saat bersama Prabowo di Akmil tahun 1997. Saat itu Prabowo menjabat sebagai Danjen Kopassus.

Sebagai seorang calon tentara pada waktu itu, Iftitah sangat kagum dengan sosok Prabowo yang memiliki aura kepemimpinan. Termasuk saat melihat Prabowo datang dengan terjun payung.

“Jenderal Prabowo dan pasukannya, masuk Akademi Militer melalui udara. Beliau lompat dari pesawat, lalu terjun bebas (free fall), dan mendarat di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer. Tanpa satu patah kata pun, beliau sedang “berceramah” bagaimana pemimpin harus berani: quick to see, quick to decide dan quick to take action. Lebih dari itu, pemimpin harus berani menempuh risiko. Risiko penerjunan adalah nyawa. Dan beliau rela menempuh risiko hilangnya nyawa, demi sebuah “ceramah kepemimpinan”,” tulis Iftitah.