• Wednesday, 13 November 2024

Intip Persahabatan Presiden Jokowi dengan Mohammed bin Zayed yang Akrab

Intip Persahabatan Presiden Jokowi dengan Mohammed bin Zayed yang Akrab
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki hubungan akrab dengan Mohammed bin Zayed (MBZ) Presiden UEA (Foto:Sekretariat Kabinet)

SEAToday.com, Abu Dhabi – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki hubungan yang sangat akrab dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) atau Persatuan Emirat Arab (PEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ.  Beberapa tahun terakhir Jokowi dan MBZ memang terlihat saling berkunjung. Bukti kedekatan keduanya juga terlihat dari penamaan jalan hingga penamaan masjid di negara masing-masing sebagai bentuk penghormatan dan persahabatan.

Kedekatan Jokowi dengan MBZ sudah terjadi ketika MBZ masih menjadi Putra Mahkota Abu Dhabi. MBZ naik tahta menjadi presiden setelah sang ayah Syekh Khalifa bin Zayed Al Nahyan meninggal dunia pada 13 Mei 2022 silam. Tentu masih ingat saat ayah MBZ meninggal, Jokowi menyempatkan melayat dengan mampir ke UEA untuk memberikan penghormatan dan rasa duka cita mendalam.

Melansir dari beberapa sumber, MBZ adalah sosok yang jarang melakukan kunjungan ke luar negeri. Namun dia beberapa kali datang ke Indonesia. MBZ pertama kali datang ke Indonesia pada 24 Juli 2019. Pertemuan pertama Jokowi dan MBZ langsung akrab, mencair, dan jadi sahabat baik saat pertama bertemu di Istana Bogor, Jawa Barat.

Dalam perjumpaan pertama Jokowi dan MBZ sama-sama menandatangani kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) kesepakatan bisnis sebesar Rp 136 triliun. Beberapa bulan kemudian Jokowi membalas kunjungan ke UEA dengan membangun kerja sama atau investasi UEA di Indonesia.

Jokowi kembali datang ke UEA pada bulan November 2021 dan membahas soal investasi UEA di Indonesia. Pada tahun 2022 tercatat Jokowi dua kali datang ke UEA salah satu agendanya terkait investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Jokowi dan MBZ makin mesra setelah kedua pemimpin sepakat untuk bertukar penamaan jalan di negara masing-masing. Jalan Presiden Joko Widodo atau President Joko Widodo Street dibangun di Abu Dhabi. Simbol tersebut sangat membuat Jokowi merasa terhormat dan membalas dengan menamakan Jalan Tol Layang Cikampek II Elavated menjadi Jalan Layang Syeikh Mohammed bin Zayed atau MBZ yang diresmikan tahun 2021.

Tak hanya soal nama jalan, Indonesia juga mendapat dana hibah dari pemerintah UEA dengan mendirikan Masjid Syekih Zayed di Solo, Jawa Tengah. Masjid megah tersebut dibangun di atas lahan bekas depo dan SPBU Pertamina. Masjid ini menjadi salah satu wisata religi warga Solo dan sekitarnya.

Pemerintah UEA juga mendirikan Masjid Joko Widodo di Abu Dhabi. Masjid ini selama dua tahun menjalani proses pembangunan. Jokowi sendiri sempat datang ke masjid tersebut saat melakukan kunjungan di Abu Dhabi beberapa waktu lalu. Jokowi juga menjadi imam saat salat berjamaan di masjid Joko Widodo.

Share
News Update
Prabowo Meets Biden at The White House to Discuss Indonesia-US Diplomatic Ties

Prabowo Meets Biden at The White House to Discuss Indonesia-US Diplomatic Ties

Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerou...

The collision occurred as the KM 92 area was hit by heavy rain and lightning, which likely contributed to poor visibility and slippery road conditions.

Gibran’s Public Complaint Service Launches at Vice President's Pa...

This news was conveyed by Gibran through an upload via his personal Instagram account @gibran_rakabuming. The upload shows the caption “Lapor Mas Wapres” as well as details of the schedule, address, and complaint contact...

General Election Commission to Advise Regional Authorities on Dec...

Indonesian General Election Commission (KPU) member August Mellaz announced that the KPU would instruct regional offices to issue a formal decision regarding the establishment of a national holiday on November 27, 2024,...

President Prabowo Oversees $10.07 Billion Deal Between Indonesian...

resident Prabowo Subianto attended the signing of a memorandum of understanding (MoU) between Indonesian and Chinese companies, totaling $10.07 billion.

Trending