• Wednesday, 13 November 2024

Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia Usulkan Pengenalan Aksara Kuno di Sekolah Lewat Ekstrakurikuler

Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia Usulkan Pengenalan Aksara Kuno di Sekolah Lewat Ekstrakurikuler
Siswa sedang melihat aksara Jawa. (Istimewa)

SEAToday.com, Jakarta - Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI) mengusulkan agar pembelajaran aksara kuno dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tujuannya adalah agar siswa dapat memahami pentingnya melestarikan warisan budaya.

“Jadi tidak hanya aksara asing yang mereka pelajari di sekolah, tetapi aksara daerahnya. Karena kalau kita lihat, peninggalan masa lalu itu sarat dengan adat-istiadat, pesan moral, dan lain sebagainya. Sebetulnya, baik masyarakat umum maupun anak-anak kalau diajari aksara kuno itu senang, jadi saya pikir ini harus ada di dalam satu ekstrakurikuler atau pelajaran tambahan yang mengajarkan aksara-aksara daerah mereka," ujar Ketua PAEI Ninie Susanti dalam sambutannya pada Pameran Literasi Aksara Gata, Senin (16/9).

Ia mengungkapkan jika komunitas PAEI selama ini secara sukarela mengajarkan huruf kuno kepada generasi muda sebagai bagian dari pelestarian dan pemajuan kebudayaan.

“Jadi kita membuat jejaring, dan dengan sukarela mengajarkan, begitu. Ada satu kepuasan tersendiri ketika kita bisa mengajarkan huruf kuno kepada generasi muda, dan sekolah bisa melalui itu (ekstrakurikuler), kemudian menumbuhkan semangat dan rasa cinta, itu luar biasa karena itu bagian dari kita, melekat di diri kita semua,” paparnya.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin, menyatakan bahwa meskipun ilmu epigrafi belum menjadi bagian wajib dalam kurikulum, namun sosialisasi dan penyebarluasan pengetahuan tentang aksara kuno bisa dilakukan melalui program terkait, seperti gerakan seniman masuk sekolah.

“Kalau masuk kurikulum akan membebani siswa dan guru, jadi bisa lewat program, tetapi senimannya diperluas, tidak hanya seniman pelaku budaya tradisi dan lain-lain, tetapi juga terkait pakar atau ahli tulisan tradisional, baik prasasti maupun naskah kuno, itu yang harus dikreasikan ulang dan diperluas,” tutur Judi.

Selain itu, menurutnya, perlu juga untuk memberdayakan para maestro seni lokal untuk mengenalkan aksara kuno kepada masyarakat.

“Maestro sendiri selama ini lebih ke seni tradisi dan lain-lain, padahal banyak juga maestro lokal yang memahami terkait tulisan-tulisan kuno. Mungkin itu bisa diusulkan secara formal bagi EPAI dan komunitas-komunitas untuk membuat program-program yang sudah ada,” usulnya.

Share
News Update
Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerous Vehicles

Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerous Vehicles

Gibran’s Public Complaint Service Launches at Vice President's Pa...

This news was conveyed by Gibran through an upload via his personal Instagram account @gibran_rakabuming. The upload shows the caption “Lapor Mas Wapres” as well as details of the schedule, address, and complaint contact...

General Election Commission to Advise Regional Authorities on Dec...

Indonesian General Election Commission (KPU) member August Mellaz announced that the KPU would instruct regional offices to issue a formal decision regarding the establishment of a national holiday on November 27, 2024,...

President Prabowo Oversees $10.07 Billion Deal Between Indonesian...

resident Prabowo Subianto attended the signing of a memorandum of understanding (MoU) between Indonesian and Chinese companies, totaling $10.07 billion.

Under Intensive Monitoring, 6 Volcanoes in Indonesia Are on Alert...

The volcanoes on alert include Mount Awu (Sangihe Islands, North Sulawesi), Mount Ibu (Halmahera Island, Maluku), Mount Iya (Ende Regency, East Nusa Tenggara), Mount Marapi (Tanah Datar and Agam regencies, West Sumatra),...

Trending