Paus Fransiskus Tawarkan Perlindungan untuk Aung San Suu Kyi yang Dipenjara di Myanmar
SEAToday.com, Vatikan - Paus Fransiskus telah menawarkan perlindungan di wilayah Vatikan untuk mantan pemimpin Myanmar yang ditahan, Aung San Suu Kyi. Kabar ini beredar di media Italia, Selasa, 24 September 2024.
"Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan saya telah bertemu dengan putranya di Roma. Saya telah mengusulkan kepada Vatikan untuk memberinya perlindungan di wilayah kami," kata Paus, menurut sebuah laporan tentang pertemuannya dengan para Yesuit di Asia selama perjalanan ke sana awal bulan ini, dilansir dari AFP.
Harian Corriere della Sera menerbitkan sebuah artikel oleh imam Italia Antonio Spadaro yang memberikan kutipan dari pertemuan-pertemuan pribadi, yang berlangsung di Indonesia, Timor Leste dan Singapura pada 2--13 September 2024.
"Kita tidak bisa tinggal diam dengan situasi di Myanmar saat ini. Kita harus melakukan sesuatu," kata Paus. "Masa depan negara Anda haruslah perdamaian yang didasarkan pada penghormatan terhadap martabat dan hak-hak setiap orang dan penghormatan terhadap sistem demokrasi yang memungkinkan setiap orang untuk berkontribusi bagi kebaikan bersama."
Suu Kyi, 79 tahun, sedang menjalani hukuman penjara 27 tahun atas berbagai tuduhan mulai dari korupsi hingga tidak menghormati pembatasan pandemi Covid.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa persidangan tertutup yang dialaminya adalah sebuah kepura-puraan yang dirancang untuk menyingkirkannya dari panggung politik. Putra Suu Kyi, Kim Aris, mengatakan kepada AFP bahwa ia yakin ibunya akan berterima kasih atas tawaran tersebut.
"Saya yakin Maymay (berarti ibu dalam bahasa Burma) akan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Paus Fransiskus yang telah mendesak junta militer untuk membebaskannya dan usulannya kepada Vatikan untuk memberikan perlindungan kepadanya," ujarnya.
Ia menambahkan, "Meskipun demikian, saya ragu bahwa junta akan mempertimbangkan permintaan tersebut, karena mereka tetap takut akan popularitas Maymay di antara rakyat Burma, bahkan dari luar negeri."
Pada 2015, Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Suu Kyi memenangkan pemilihan umum demokratis pertama di Myanmar dalam 25 tahun terakhir. Militer menangkapnya ketika melakukan kudeta pada 2021 dan dia dikatakan oleh media lokal menderita masalah kesehatan dalam tahanan.
Peraih Nobel Perdamaian pada 1991 ini pernah dipuji sebagai mercusuar bagi hak asasi manusia. Namun, ia kehilangan dukungan dari para pendukung internasional pada 2017, karena dituduh tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penindasan tentara terhadap minoritas Rohingya yang sebagian besar beragama Islam.
Tindakan keras tersebut merupakan subjek dari penyelidikan genosida yang sedang berlangsung di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan penganiayaan terus berlanjut, menurut para pengungsi Rohingya di negara tetangga, Bangladesh.
Suu Kyi tetap populer secara luas di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, yang telah bergejolak sejak kudeta pada 2021, dengan junta memerangi kelompok-kelompok pemberontak etnis yang sudah mapan dan kekuatan pro-demokrasi yang lebih baru.
Recommended Article
News Update
Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...
The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.
BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...
The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”
Ngurah Rai Airport Expands Access to Nusantara via Balikpapan wit...
General Manager of PT Angkasa Pura Indonesia I Gusti Ngurah Rai Airport Ahmad Syaugi Shahab in Denpasar, on Wednesday (11/20), said this route adds connection opportunities to the State Capital of the Archipelago.
Minister Yusril Clarifies: Mary Jane Veloso Transferred, Not Rele...
Yusril explained that the Indonesian government had received an official request from the Philippine government regarding the transfer of Mary Jane Veloso. The transfer can be carried out if the conditions set by the Ind...
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).