• Friday, 22 November 2024

Mengenal Pasukan Elit TNI, Penjaga Negara Disegani Dunia

Mengenal Pasukan Elit TNI, Penjaga Negara Disegani Dunia
Prajurit TNI AL dari Komando Pasukan Katak berlatih menembak bersama prajurit Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) dari Pasukan Khas Laut (Paskal). (source: ANTARA)

SEAToday.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan angkatan bersenjata Indonesia yang memiliki peran sebagai alat negara di bidang pertahanan.

Dalam TNI, terdapat sejumlah pasukan khusus yang setiap pasukan memiliki tugasnya masing-masing.

TNI sendiri terbagi dalam tiga angkatan bersenjata yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, yaitu TNI Angkatan Darat (TNI AD), TNI Angkatan Laut (TNI AL), dan TNI Angkatan Udara (TNI AU).

TNI juga memiliki pasukan khusus yang dibentuk dan disiapkan untuk kondisi dan keadaan tertentu. Berikut sejumlah pasukan khusus TNI.

Pasukan Khusus TNI

1. Komando Pasukan Khusus (Kopassus)

Kopassus merupakan pasukan khusus TNI AD. Korps baret merah ini memiliki kemampuan khusus untuk gerak cepat dalam setiap medan, menembak cepat, pengintaian dan anti-teror.

Beberapa operasi yang berhasil dilakukan Kopassus antara lain penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S, Pepera di Irian Barat, dan Operasi Seroja di Timor Timur.

Kopassus juga berhasil melakukan operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, dan operasi pembebasan sandera perompak Somalia.

2. Komando Pasukan Katak (Kopaska)

Kopaska merupakan pasukan khusus di bawah TNI AL yang dibentuk atas arahan Presiden Ir Soekarno untuk mendukung pembebasan Irian Barat pada 31 Maret 1962.

Kopaska memiliki tugas untuk menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan berkekuatan amfibi.

Kopaska terbagi dalam dua Komando, yaitu di Ujung Surabaya dan Satuan Pasukan Katak Armabar di Jakarta Utara.

3. Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)

Awalnya Pasukan milik TNI AL ini dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut, seperti terorisme, sabotase, dan lainnya.

Para prajurit pasukan ini juga dituntut efektif bertindak menghadapi segala bentuk aksi teror. Pasukan ini menggunakan seragam hitam dengan baret ungu.

4. Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat)

Kopasgat dimiliki oleh TNI AU dengan ciri khas pasukan khusus ini yaitu menggunakan baret warna jingga.

Pasukan ini merupakan pasukan tempur untuk kebutuhan matra udara, serta memiliki kemampuan terjun payung militer.

5. Satuan Peleton Intai Tempur (Tontaipur)

Tontaipur masuk ke dalam Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) untuk melakukan penumpasan tertentu dengan pasukan yang relatif kecil.

Tontaipur mampu melaksanakan operasi di rawa, laut, hutan gunung dan bahkan perkotaan.

Ciri khas pasukan ini yaitu dibekali senjata berupa senapan serbu, pistol, sangkur, dan sniper, hingga sumpit yang dilengkapi jarum beracun. Biasanya, racun berasal dari getah pohon atau bisa ular.

6. Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib)

Batalyon ini merupakan satuan khusus dalam Korps Marinir TNI AL. Tugas Yontaifib adalah untuk membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun darat serta tugas operasi khusus.

Yontaifib memakai baret ungu khas Marinir. Namun, yang membedakan dengan Marinir adalah penggunaan brevet "Tri Media" di samping Pataka Korps Marinir.

7. Satuan 81/Gultor

Satuan 81/Gultor adalah satuan di Kopassus. Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum, termasuk jumlah personel maupun jenis persenjataannya.

Satuan 81/Gultor menggunakan baret merah. Mereka merupakan ujung tombak utama pertahanan dan keamanan negara.

8. Satuan Bravo 90 (Satbravo-90)

Satbravo-90 bertugas untuk melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista atau instalasi musuh, melakukan penindakan teror bajak udara, serta operasi-operasi lain sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.

Satbravo-90 adalah satuan di bawah TNI AU dengan ciri khasnya yaitu baret jingga.

9. Batalyon Raider

Batalyon Raider memperoleh pendidikan dan latihan khusus untuk bisa melakukan perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut.

Tiap-tiap batalyon dilatih secara rutin untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali lipat di atas batalyon infanteri biasa.

Mereka juga dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari Helikopter. Sebagian personel dalam Batalyon Raider memiliki kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya.

 

Share
News Update
UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire Resolution

UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire Resolution

Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...

The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.

BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...

The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”

Ngurah Rai Airport Expands Access to Nusantara via Balikpapan wit...

General Manager of PT Angkasa Pura Indonesia I Gusti Ngurah Rai Airport Ahmad Syaugi Shahab in Denpasar, on Wednesday (11/20), said this route adds connection opportunities to the State Capital of the Archipelago.

Minister Yusril Clarifies: Mary Jane Veloso Transferred, Not Rele...

Yusril explained that the Indonesian government had received an official request from the Philippine government regarding the transfer of Mary Jane Veloso. The transfer can be carried out if the conditions set by the Ind...

Trending
LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1