Alasan Nama Soekarno-Hatta Saja yang Teken Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
SEAToday.com, Jakarta - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa besar bagi bangsa dan negara. Hari bersejarah itu jadi penanda penting Indonesia merdeka. Usaha-usaha perjuangan dari masa penjajahan Belanda hingga Jepang telah dirangkumkan.
Tiada lagi penjajahan, tiada pula pembodohan. Bangsa Indonesia mulai berdiri di atas kaki sendiri. Pekikan merdeka pun menyabutnya. Teks proklamasi lalu ditutup atas nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta. Pertanyaannya kenapa hanya dua nama pejuang kemerdekaan yang muncul?
Jalan panjang kaum bumiputra untuk meraih kemerdekaan penuh liku. Mereka mulanya terjebak penjajahan Belanda. Apesnya lagi belum sembuh luka kolonialisme muncul pula penjajah Jepang. Namun, perjuangan kemerdekaan mulai tampak hilalnya pada bulan Agustus 1945.
Penjajahan Jepang yang menyerah kepada sekutu jadi penanda. Pejuang kemerdekaan mulai merapatkan barisan untuk mengumandangkan kemerdekaan. Pilihannya Cuma dua: merdeka atas keinginan sendiri atau merdeka hasil dari kado (janji) Jepang.
Pejuang kemerdekaan lalu terbagi dua. Golongan tua (Soekarno, Hatta, Radjiman Wedyodiningrat, hingga Achmad Soebardjo) dan golongan muda (Sukarni, Wikana, hingga Sayuti Melik). Golongan tua mencoba menanti niat baik Jepang.
Golongan muda sebaliknya. Mereka ingin segera merdeka. Persetan dengan perlawanan Jepang. Golongan muda pun memaksa golongan tua supaya segera menggelar kemerdekaan. Ide itu ditolak mentah-mentah oleh Bung Karno dan kawan-kawan.
“Aku memiliki pemuda di satu pihak, para pemimpin yang lebih tua di pihak lain, pemimpin agama di lain pihak lagi. Hatta menarik aku ke satu jurusan. Sjahrir menarik aku ke jurusan yang lain lagi. Tapi aku harus mengikuti nuraniku sendiri. Karena hanya itulah suara yang tenang dan tidak dikuasai oleh perasaan semata,” ungkap Bung Karno ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2014).
Golongan muda bak orang kalah. Mereka kalah argumentasi juga gengsi. Tiada tokoh dari golongan muda setara Soekarno-Hatta yang memiliki pengaruh besar nasional maupun internasional. Tidak ada.
Golongan muda yang kalah kemudian melakukan upaya penculikan terhadap Bung Karno dan Bung Hatta pada 16 Agustus 1945. Peristiwa yang dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Pada hari yang sama mereka lalu sepakat kembali ke Jakarta untuk merumuskan naskah Proklamasi.
Meramu Proklamasi
Golongan tua dan muda memantapkan rencana kemerdekaan Indonesia. Mereka memilih hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hari merdeka. Golongan tua dan muda segera menuju Jakarta. Mereka mempersiapkan diri menuju rumah Laksamana, Tadashi Maeda.
Laksamana Maeda sendiri adalah petinggi angkatan laut Jepang yang pro kemerdekaan Indonesia. Maeda menyediakan rumah untuk jadi lokasi perumusan naskah proklamasi yang aman. Satu demi satu pejuang kemerdekaan Indonesia berdatangan.
Rumah itu dipenuhi sekitar 40-50 pejuang kemerdekaan –dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), pemimpin pemuda, pemimpin pergerakan, dan anggota Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat). Mereka datang ingin menjadi saksi dari lahirnya naskah proklamasi.
Perdebatan terkait perumusan naskah pun tersaji. Soekarno, Hatta, Soebardjo, dan Sukarni diberikan ruang untuk menyusun. Hatta mengungkap ia yang mendikte, serta Bung karno yang menulis. Usaha itu berjalan sebagaimana semestinya.
Bung Karno merasa Hatta memiliki pikiran cemerlang terkait pemilihan kata. Draf naskah pun rampung. Naskah itu lalu diperdengarkan kepada hadirin. Nada protes tak sedikit. Ada pula yang menyebut naskah tak bersuara terkait rakyat Indonesia, tapi para kaum bumiputra pegawai Jepang – kolaborator.
Soekarno dan Hatta Teken Proklamasi
Waktu terus berjalan. Perdebatan terus tersaji. Beberapa kalimat dari proklamasi coba diperbaiki. Sebab, untuk mengubah semuanya sudah tiada waktu lagi. Bung Karno pun menyarankan semua yang terlibat seraya mengikuti Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.
Bung Karno meminta pejuang yang terlibat dalam penyusunan proklamasi meneken naskah. Golongan pemuda tampak tak setuju. Konon, ada nama pejuang yang dianggap tak layak – terutama mereka kolaborator Jepang. Suatu upaya yang akan mencoreng Proklamasi.
BM diah mencoba memecah kebuntuan. Ia menganggap dirinya sudah cukup berkorban. Ia tak minta penghargaan. Ia ingin yang tanda tangani surat tak harus semua orang. Cukup Soekarno dan Hatta saja.
“ Sejak perdebatan dengan pemuda di Pegangsaan Timur tanggal 15 yang lalu, saya berpendirian bahwa hanyalah Bung Karno dan Bung Hatta yang dapat melakukan Proklamasi. Ini juga berarti, bahwa hanya mereka berdua yang seyogianya menandatangani naskah Proklamasi itu,” ungkap BM Diah dalam buku Catatan BM Diah (2018).
Keterangan yang disampai BM Diah bersambut. Sukarni mendukung pernyataan BM Diah. Pejuang kemerdekaan Chairul Saleh pada dasarnya mendukung. Alasannya saja yang berbeda. Nama pejuang golongan muda tak sudi disandingkan dengan kolaborator Jepang.
Golongan muda tak menghendaki nama yang tak memiliki andil besar bagi kemerdekaan Indonesia. Keinganan Soekarno-Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia pun disepakati semua pihak. Beberapa orang memang mengaku tak puas. Hatta yang meneken naskah proklamasi saja ikut kecewa.
“Ucapan itu disambut oleh seluruh yang hadir dengan tepuk tangan yang riuh dan muka yang berseri-seri. Aku merasa kecewa, karena kuharapkan mereka serta menandatangani suatu dokumen yang bersejarah, yang mengandung nama mereka untuk kebanggaan anak cucu di kemudian hari,” tegas Muhammad Hatta dalam buku Memoir (1979).
Kesepakatan itu jadi akhir dari perdabatan nama kenapa Soekarno dan Hatta saja yang meneken naskah proklamasi. Draf naskah yang disepakati lalu diserahkan ke Sayuti Melik untuk segera diketik. Soekarno dan Hatta tak lupa membubuhkan tanda tangan.
Belakangan pejuang kemerdekaan pun satu demi satu pulang ke rumah. Beberapa di antaranya memilih santap sahur di rumah Maeda. Sebab, jam sudah menunjukkan waktu sahur pada 17 Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun digelar di halaman rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56 pukul 10 pagi pada 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta lalu mewakili segenap bangsa Indonesia mengumandang kata: merdeka, merdeka, merdeka.
Recommended Article
Insight Indonesia
Ministry of Religious Affairs: 2025 Hajj Departure Begins Early M...
The Ministry of Religious Affairs (Kemenag) issued a travel plan for the 1446 Hijri/2025 Hajj pilgrimage after previously deciding on the Hajj Implementation Fee (BPIH) with the Hajj Working Committee (Panja) of the Hous...
Retirement Age for Workers Rises to 59 Years as of January 2025
This retirement age will be the basis for the utilization of the pension insurance program implemented by the Employment Social Security Agency (BPJS TK).
Government Plans To Have 5000 Heads of SPPG for Makan Bergizi Gra...
The government plans to have 5,000 heads of Nutrition Fulfillment Service Units (SPPG) to manage Makan Bergizi Gratis Programme.
President Prabowo to Build School for Underprivileged and Extreme...
This program will be tested at three points in the Greater Jakarta area and will prioritize students from poor families and the extreme poor.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).
Trending Topic
Weather Forecast
Weather Forecast for Jakarta Saturday 4 Januari 2025
BMKG predicts that Jakarta on Saturday (4/1/2025) today will only be cloudy from morning to night.
Weather Forecast for Jakarta and Around: Light Rain
The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that light rain will fall in several areas in Jakarta
BMKG Predicts Rain Across Major Indonesian Cities on Tuesday
Rain is expected to fall over several major cities in Indonesia on Tuesday, (12/24/2024), according to the BMKG
Rain Expected in Jakarta on Tuesday Afternoon and Evening
Light rain is forecasted to hit most areas of Jakarta on Tuesday afternoon and evening, according to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG),