Diplomasi Kiswah Ka'bah: Cara Arab Saudi Jaga Sejarah dan Kedekatan dengan Indonesia
SEAToday.com, Jakarta - Pergantian kain penutup (kiswah) Kabah menarik perhatian dunia pada 6 Juli 2024. Upacara pergantiannya yang dilakukan pemerintah Arab Saudi di awal Muharam tak main-main. Teknisi yang dilibatkan mengganti kain penutup Ka’bah lama ke baru mencapai 159 orang.
Mereka yang terlibat membuat kiswah mencapai 200 orang perajin terampil. Namun, kain kiswah lama tak disimpan sepenuhnya di museum. Potongan kain lama biasanya dijadikan hadiah kepada negara Muslim seperti Indonesia. Orang-orang mengenalnya sebagai diplomasi kiswah. Begini ceritanya.
Ka’bah sebagai pusat/kiblat ibadah umat Islam seluruh dunia tak perlu diragukan. Kehadiran ka’bah di Masjidilharam, Makkah menjadi bukti bahwa Arab Saudi jadi negara penting dalam perjalanan sejarah Islam dunia.
Ka’bah seraya saksi bisu dari sejarah perjalanan panjang nabi-nabi sang penerus agama Islam. Ka’bah pun jadi memiliki segi historis dan teologis yang kuat. Keindahan Ka’bah tak dibiarkan luntur. Bahkan, Ka’bah kerap diperindah dengan hadirnya kiswah. Sebuah kain penutup yang menjelma sebagai ‘jubah’ Ka’bah.
Kapan mulanya tradisi ini langgeng tiada yang mengetahui pasti. Beberapa menyebut pemberian kiswah untuk menutup ka’bah telah berlangsung sejak masa Nabi Ismail AS. Beberapa juga menyebut sudah dilakukan pada masa buyut Nabi Muhammad, Adnan bin Udd.
Jenis kain dan warna kiswah beragam, tidak monoton hitam seperti sekarang. Namun, satu hal yang pasti, kiswah Ka’bah banyak diproduksi dan didatangkan dari Mesir.
“Sejak saat itu, Ka'bah dibungkus dengan kain. Kiswah yang populer pada masa awal adalah kiswah asal Mesir, yang terbuat dari kulit hewan,” ungkap Zuhairi Misrawi dalam buku Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim (2009).
Penggunaan kiswah terus dilakukan di era Dinasti Saud. Bahkan, otoritas Arab Saudi sampai mendirikan pabrik khusus untuk memproduksi kiswah ka’bah. Pendirian itu supaya kiswah tak melulu diproduksi di Mesir. Kiswah yang dihasilkan pun istimewa: bertabur benang sutra, Kaligrafi indah, dan berlapis emas.
Keindahannya Terjaga
Pemerintah Arab Saudi menyakini Allah Sang Pecipta menyukai keindahan. Keinginan itu diwujudkan dengan upaya mereka mengganti kiswah Ka’bah tiap tahun. Biasanya tanggal 9 Dzulhijjah. Kadang juga jadi tiap tahun baru Islam.
Kondisi itu membuat otoritas Arab Saudi mempersiapkan matang-matang proses pembuatan kiswah. Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi biasa menggelontorkan dana hingga mencapai 25 juta riyal lebih setiap tahun.
Dana besar digelontorkan untuk menjamin keistimewaan ‘jubah’ kabah. Raja Salman tak mau sembarang urusan bahan. Benang suteranya diimpor langsung dari Italia. Begitu pula dengan emas dan perak yang diimpor dari Jerman.
Biasanya bahan emas dan perak digunakan mencapai 220 kilogram. Masing-masing 120 kilogram emas dan 100 kilogram perak. Benang sutra yang digunakan mencapai 760 kilogram.
"Ini adalah jenis sutra paling murni di dunia dan diimpor dari Italia," kata Dirjen Kehumasan dan Media Majma, Malik Abdul Aziz Ahmad Al-Suheiry dikutip ANTARA, 23 Juni 2024.
Ratusan pengrajin dilibatkan. Mereka bertugas menyulam dan menyusun kaligrafi dari Al Quran dan Asmaul Husna (nama-nama Allah) ke kiswah penutup kabah. Proses itu memakan waktu yang tak sebentar. Butuh waktu delapan hingga 10 bulan sampai kiswah selesai dibuat.
Prosesi penggantiannya pun tak sembarang. Ratusan petugas dilibatkan untuk mengganti kiswah Ka’bah yang lama ke baru. Prosesi itu biasanya membuat otoritas Arab Saudi mengundang duta muslim di seluruh dunia untuk melihat prosesi yang kurang lebih memakan waktu lima jam.
“Raja Arab Saudi mengundang duta Muslim, sebelum Haji setiap tahunnya, untuk bergabung dalam penggantian Kiswah dan untuk membersihkan Ka’bah,” ujar Hughes Nicholas dalam buku My Account of the Hajj (2014).
Dulu kala prosesi pergantian kiswah lama ke baru sangat dinantikan para pengunjung. Potongan-potongan dari kiswah lama lalu dibagi-bagikan kepada pengunjung yang datang. Potongan Kiswah lalu menjelma jadi oleh-oleh yang paling berharga.
Belakangan otoritas Arab Saudi mulai melarang praktik bagi-bagi potongan kiswah. Empunya kuasa memilih untuk menyimpan langsung kiswah ke museum. Tujuannya supaya kiswah tak dijadikan ajian kegiatan mengundang musyrik.
Diplomasi Kiswah
Raja Salman pun tak hanya menempat kiswah Ka’bah di museum saja. Raja Arab Saudi itu menggunakan kiswah Ka’bah sebagai hadiah penting yang digadang-gadang perekat hubungan persahabatan antara Arab Saudi dan negara lain. Atau yang biasanya disebut sebagai alat soft power diplomacy.
Kondisi itu dilakukan Raja Salman saat berkunjung ke Indonesia pada Maret 2017. Kunjungan itu terasa istimewa. Raja Salman sengaja datang untuk dua maksud: menjaga hubungan baik dan berlibur.
Rombongan gemuk Raja Salman mencapai 1.500 orang, termasuk 25 pangeran dan 10 menteri. Namun, sebelum berlibur ke Bali, Raja Salman lebih dulu diberikan Bintang Kehormatan Republik Indonesia Adipurna oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Maret 2017.
Raja Salman pun membalas kebaikan Indonesia dengan memberikan langsung potongan spesial kiswah kabah ke pengurus Masjid istiqlal Jakarta. Pemberian itu diyakini banyak pihak sebagai diplomasi kiswah ala Raja Salman.
"Ini pertama kali seorang Raja menghadiahkan ini, ke Indonesia dan ini wujud dari kecintaan raja kepada seluruh masyarakat Indonesia," kata Menteri Agama era 2014-1019, Lukman Hakim Saifuddin dikutip laman ANTARA, 20 Maret 2017.
Pemerintah Indonesia menganggap spesial pemberian kiswah. Sebab, pemerintah Arab Saudi hanya memberikan kiswah kepada seorang atau negara yang dianggap banyak berjasa. Itupun biasanya potongan-potongan kecil saja.
Namun, tidak dengan kiswah yang diberikan Raja Salman ke Indonesia. Potongan kiswahnya besar dengan ayat yang penuh makna.
Potongan besar kiswah itu membuktikan bahwa Indonesia sangat spesial di hati Raja Salman dan Arab Saudi. Kondisi itu masuk akal karena Indonesia terhitung sebagai negara dengan jema'ah haji terbanyak tiap tahunnya di dunia.
Kiswah itu bertuliskan Surat Al-Baqarah ayat 125: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat.
Recommended Article
News Update
China Calls for Accelerated Construction of China-Thailand Railwa...
Chinese President Xi Jinping emphasized the importance of accelerating the construction of the China-Thailand Railway and expanding cooperation in innovative fields such as new energy, the digital economy, and artificial...
President Prabowo Highlights Indonesia's Renewable Energy Commitm...
President Prabowo also explained that Indonesia has great potential in developing green energy, including geothermal, hydro, solar power, and bioenergy.
Jakarta Residents Must Sort Waste to Avoid Retribution Fees
The Jakarta Provincial Government (Pemprov) will require residents to sort their waste starting January 1, 2025, to be exempt from the cleaning service levy (RPB).
2 Tourism Villages in Indonesia Receive Best Tourism Villages 202...
Jatiluwih Tourism Village (Bali) and Wukirsari Tourism Village (Special Region of Yogyakarta) won the “Best Tourism Villages 2024” award from the United Nations World Tourism Organization
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).