• Saturday, 04 May 2024

Gemuruh Rakyat Sambut Bung Karno Nyanyikan Lagu Bersuka Ria

Author: Rahvana Lintas Anarki
April 23, 2024
Gemuruh Rakyat Sambut Bung Karno Nyanyikan Lagu Bersuka Ria
Bung Karno dan anaknya, Megawati Soekarnoputri menari lenso | Buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

SEAToday.com, Jakarta-Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un baru saja merilis lagu. Ia menciptakan sebuah lagu yang bertemakan puja-puji dirinya sebagai: Ayah yang Ramah. Upaya unjuk gigi Kim Jong Un menunjukkan sisi lainnya disambut kehebohan.

Sebenarnya, urusan kepala negara menciptakan lagu dan bernyanyi bukan cuma dilakukan Kim Jong Un saja. Dulu kala Presiden Indonesia pertama, Soekarno pernah melakukannya. Ia membuat suatu lagu dan populer. Bagaimana bisa?

Misi Soekarno memajukan kebudayaan nasional tak pernah mudah. Keinginan itu dibalutnya dengan rasa alergi yang tinggi terhadap budaya barat. Alergi tak hanya diperlihatkan dengan ramainya gaya hidup digandrungi generasi muda, tapi juga urusan musik.

Pelabelan pun terjadi. Barang siapa yang menggunakan dan memainkan musik barat dianggap tak nasionalis. Pro dan kontra berkecamuk. Bung Karno justru ogah peduli. Ia terus tancap gas menunjukkan keseriusannya memajukan budaya nasional.

Bung Karno, sang pemimpin negara turut menjelma jadi agen budaya. Ambil contoh dalam penyambutan tamu negara. Bung Karno tak pernah mau menghadirkan dansa-dansi ala barat. Ia memilih tariannya sendiri untuk menyambut tamu. Tarian itu adalah tari Lenso, sebuah tarian pergaulan asal Ambon, Maluku.

Bung Karno mempersiapkan pertunjukan tari Lenso dengan baik. Band pengiring dipersiapkan untuk membawa lagu berirama cha-cha. Setelahnya, Bung Karno maju ke lantai dansa. Ia mengajak tamu wanita secara bergantian berlenso ria.

“Bung Karno amat senang menari Lenso, tentu saja ala Bung Karno. Setiap ada acara ramah-ramah di mana saja ia selalu memerintahkan agar band yang telah ada segera memainkan lagu-lagu cha-cha. Bung Karno segera berdiri dan mengajak seorang ibu untuk bersama dia menari Lenso dan memerintahkan semua pejabat yang hadir supaya mengikuti jejaknya,” tutur ajudannya Bambang Widjanarko dalam buku Sewindu Bersama Bung Karno (2010).

Perlahan-lahan status tari Lenso naik kelas. Tarian yang awalnya hanya hadir dalam tiap hajatan kenegaraan biasa, justru menjelma jadi alat diplomasi – semacam bagian dari soft power diplomacy. Tari Lenso ala Bung Karno sudah jadi semacam saluran pergaulan.

Bung Karno ingin memperkenalkan tari Lenso ke negara yang akan dikunjunginya. Banyak pemimpin negara di dunia merasa tersanjung, karena Bung Karno mau repot-repot. Para jurnalis pun tak luput mengabadikan momen Bung Karno menari lenso.

Momen Bung Karno menari Lenso bersama wanita cantik tak jarang terpampang di halaman muka Koran. Kondisi itu persis terjadi saat Bung Karno melawat ke Filipina pada 1963. Bung Karno justru kaget Presiden Filipina Diosdado Macapagal mempersiapkan tarian Lenso yang telah dipelajari dari Indonesia.

Bung Karno lalu tak kuasa menahan gairah sambutan. Ia lalu bangkit untuk menari lenso dengan wanita-wanita cantik. Ia tak peduli dengan cara jurnalis setempat menulis tentangnya. Satu-satunya yang dipedulikan Bung Karno adalah tari Lenso bisa mendunia.

“Dua orang wanita muda tampil dari dalam kelompok ensemble itu dan meminta kepadaku untuk turut menari lenso. Sukar untuk menolaknya, karena itu aku mulai menari dan GEGER! Kilat lampu! Jepretan kamera! Dan induk karangannya: Lihat Sukarno pengejar cinta mulai lagi,” jelas Bung Karno dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2010).

Album Musik Lenso

Misi Bung Karno memperkenalkan tari Lenso terus berlanjut. Ia mulai mengajak musisi kenamaan Indonesia untuk berdiskusi terkait upaya pengembangan tari Lenso di Nusantara. Nama besar musisi seperti Bing Slamet dan Jack Lesmana dilibatkan.

Mereka merencanakan lahirnya sebuah album musik Lenso. Bung Karno ikut terlibat. Ia menciptakan sebuah lagu dalam proyek album musik itu. Lagu itu dikenal luas dengan judul Bersuka Ria. Lagu yang kemudian dinyanyikan oleh Rita Zahareah, Nien Lesmana, Titiek Puspa, dan Bing Slamet.

Orkes Irama yang dipimpin oleh Jack Lesmana turut jadi pengiring lagu. Bung Karna dalam karyanya mencoba menciptakan lagu dengan meramu ragam unsur. Selentingan politik, kejenakaan, dan riang gembira. Alias, Bung Karno mencoba mengajak masyarat sejenak menikmati hidup.

Kadang pula memberi arti hidup tak harus selalu serius dan butuh bersenang. Gambaran itu terliat dalam lirik jenaka: Pagar kawat pagar berduri/Cat basah jatuh di kabel/Kalau niat mencari istri/Saya pilih yang pinter nyambel.

Lagu bersuka Ria lalu bersanding dengan tujuh lagu lainnya. Ada lagu Gendjer-Gendjer, Euis, Gelang Sipaku gelang, serta Burung Kakatua. Judul album pun tak kalah mentereng, Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso. Album itu dirilis pada 1965 oleh The Indonesian Music Company Irama.

Gemuruh Bersuka Ria

Popularitas lagu Berusa Ria yang konon adalah satu-satunya lagu yang pernah diciptakan Bung Karno populer di mana-mana. Lagu itu cepat akrab dalam ingatan rakyat Indonesia. Eksistensi lagu lalu dibuktikan andil Bung Karno bernyanyi dan mengajak rakyat Indonesia menyanyikan Bersuka Ria.

Momentum itu terlihat dalam Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan, 30 September 1965. Hajatan itu membuat Bung Karno percaya diri membawakan lagu Bersuka Ria. Ia mengajak rakyat yang hadir untuk bersama-sama bernyanyi.

“Saudara-saudara dan anak-anak sekalian, belum-belum sudah sedikit berdebar-debar, karena saya dari tempat sana dibawa ke sini itu diiringkan. Ya baiklah mari kita bersuka ria. Semuanya bisa bernyanyi bersuka ria, bukan? Semua bisa? Situ? Sini? Benar, sukarelawati semua dapat?” pekik Bung Karno dalam amanatnya sebagaimana dikutip Bonny Triyana dan Budi Setiyono dalam buku Revolusi Belum Usai (2014).

Gemuruh hadirin menyanyikan Bersuka Ria membuat Bung Karno bersemangat. Semangat itu membuktikan bahwa lagu Bersuka Ria yang diciptakan dan nyanyikan Bung Karno mendapatkan tempat di hati rakyat Indonesia.

Lagu itu masih dapat dinikmati hingga kini, walaupun zaman sudah jauh berganti. Untuk mengembalikan ingatan akan lagu, berikut penggalan lagu ciptaan Bung Karno- Bersuka Ria:

Mari kita bergembira sukaria bersama
Hilangkan sedih dan duka mari nyanyi bersama
Lenyapkan duka lara bergembira semua
Lalalaalaa laaaa la mari bersuka ria

Siapa bilang bapak dari blitar
Bapak kita dari prambanan
Siapa bilang rakyat kita lapar
Indonesia banyak makanan.

 

Share
News Update
Singapore Prime Minister Lee Hsien Loong to Step Down in May

Singapore Prime Minister Lee Hsien Loong to Step Down in May

Singapore Prime Minister Lee Hsien Loong to Step Down in May

SEAToday.com, Singapore-Singapore Prime Minister Lee Hsieng Loong announced he will step down on May 15, 2024 after two decades. This state...

Update: 133 People Were Killed During The Terrorist Attack at The...

SEAToday.com, Moscow-The death toll from the terrorist attack increased to 133 during the clearing of rubble in the Crocus City Hall. Searches continue, the Investigative...

Update: 93 People Were Killed During The Terrorist Attack at The...

SEAToday.com, Moscow-Investigation of the criminal case of the terrorist attack at the Crocus City concert hall continues. A team of investigators, criminologists and expe...

Terror Strikes at Crocus City Hall in Moscow, More Than 60 People...

SEAToday.com, Moscow-A shooting spree erupted on Friday, March 22,  at the major music venue located in Krasnogorsk, a city in the north-west of the Moscow region, Ru...

The Malaysian Anti-Graft Agency Extends Mahathir's Son’s Deadline...

SEAToday.com, Kuala Lumpur-The Malaysian anti-graft agency or the M-A-C-C has extended Mirzan Mahathir's, ex-Malaysian prime minister son's deadline to declare his asset amid graft investigation. Prev...

Trending
Popular Post

Explosion Occurs in Bekasi Field Artillery Battalion Ammunition W...

SEAToday.com, Bekasi-A large explosion occurred at the ammunition warehouse of the 07/155 GS Field Artillery Battalion (Yonarmed) of the Jayakarta Jaya Military Regional Command in Bantargebang, Bekas...

Japan Firms Walked Out of The Singapore-Malaysia High Speed Railw...

SEAToday.com, Kuala Lumpur-On Thursday, January 11, Japanese firms, decided to opt out of the Malaysia-Singapore High-Speed railway project, amid the deadline for request of information, on January 15...

Jakarta Provincial Minimum Wage 2024 Set to IDR5.06 M

SEAToday.com, Jakarta - The Jakarta Provincial Government has set the Provincial Minimum Wage (UMP) for 2024 at Rp5,067,381. Jakarta Acting G...

Bank Indonesia Revokes 3 Indonesian Coins

SEAToday.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) has revoked and withdrawn three types of rupiah bills from circulation, starting December 1, 2023. The withdrawn money includes metal rupiah notes...

31 Injured and 5 Sub-districts in Sumedang-Bandung Regency Affect...

SEAToday.com, Jatinangor-At least 31 people were injured and five sub-districts were affected by a tornado that struck Sumedang-Bandung Regency, West Java, on Wednesday (2/21). The incident occurred i...

Infographic