Jelang Waisak, Para Biksu Lakukan Thudong dengan Jalan Kaki Menuju Candi Borobudur
SEAToday.com, Magelang – Menjelang Hari Waisak pada Kamis (23/5) puluhan biksu tiba di Indonesia yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sebelum menuju kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah, para biksu menyempatkan datang ke Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.
Melansir Antara, sekitar 40 biksu melaksanakan ritual Thudong jelang Waisak tahun ini. Para biksu menyempatkan diri mengambil lentera air dan menuliskan harapan di Anjungan Yogyakarta Taman Mini Indonesia Indah.
Lentera air diisi berbagai harapan di Waisak tahun ini untuk hidup bahagia sebagai manusia dan meningkatkan kesadaan yang diajarkan Sang Buddha sembari meghindari keserakahan duniawi dan kebodohan, kemarahan, dan kebencian.
Dari Jakarta para biksu akan naik bus untuk pergi ke Semarang, Jawa Tengah. Kemudian mereka melanjutkan berjalan kaki ke Candi Borobudur. Sepanjang perjalanan menuju Candi Borobudur, para biksu disambut oleh banyak warga Budha di beberapa titik, salah satunya di Temanggung, Jawa Tengah.
Berbeda dengan tahun 2023 lalu dimana biksu jalan kaki dari Thailand menuju Borobudur. Banyak para biksu yang tahun lalu berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur kembali ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Puncak perayaan Wisak akan diselenggarakan antara 23-24 Mei 2024 dengan banyak rangkaian acara seperti Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, pradaksina Candi Borobudur dan pelapasan lampion Waisak.
Termasuk acara mindful walking meditation yakni merasakan sakralnya Candi Borobudur melalui prasakdina dan meditasi untuk masyarakat umum.
Ritual Thudong memang selalu dilakukan para biksu menjelang Waisak. Ritual ini adalah perjalanan spiritual bagi seorang biksu yang dilakukan meski harus berjalan kaki sejauh ribuan kilometer untuk sampai ke Candi Borobudur.
Para biksu sangat kuat berjalan kaki. Ternyata jalan kaki sejauh ribuan kilometer bukan perkara yang sulit. Para biksu sudah terbiasa untuk jalan kaki sembari mengendalikan diri untuk menahan lapar, menahan hawa nafsu, menahan rasa amarah, rasa lelah karena terbiasa melakukan meditasi.
Biasanya setelah selesai mengikuti acara Waisak, para biksu kembali ke negara asal tidak berjalan kaki melainkan naik pesawat terbang.
Recommended Article
News Update
Transjakarta Launches Open-Top Double-Decker Bus Tour, Let's Expl...
Transjakarta has unveiled its latest innovative offering, the Open Top Tour of Jakarta. This open-top double-decker bus service aligns with the city’s vision of becoming a global destination by enhancing its appeal as a...
91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived...
The Ministry of Foreign Affairs has successfully evacuated 91 Indonesian citizens from Syria on December 20 and 21, 2024. The evacuation was divided into three flights.
Criminal Investigation Agency Question Cooperatives Minister Budi...
Budi Arie Setiadi, current Minister of Cooperatives, questioned by Kortastipidkor regarding undisclosed matters. Investigation linked to past scandals.
Light Rain Expected Across Most of Jakarta
The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).