SEAToday.com, Jakarta - Google memecat 50 karyawan yang terlibat dalam aksi protes atas kontrak komputasi cloud perusahaan tersebut dengan pemerintah Israel. Kelompok penyelenggara protes, No Tech for Apartheid, mengatakan pada Senin (21/4) bahwa 20 pekerja telah dipecat, tambahan dari 30 pekerja yang telah dipecat minggu lalu.

Para pekerja melakukan aksi protes dengan menduduki kantor Google di New York dan Sunnyvale, California, pada 16 April. Perusahaan tersebut menanggapinya dengan memanggil polisi, yang kemudian melakukan penangkapan.

Juru bicara No Tech for Apartheid, Jane Chung, menyatakan perusahaan tersebut telah memecat para pekerja, "termasuk pengamat yang tidak berpartisipasi". Sementara, Google mengatakan mereka memecat para pekerja yang "mengganggu secara fisik" setelah mendapatkan rincian dari investigasi mereka atas protes tersebut. 

Protes minggu lalu berpusat pada "Project Nimbus", kontrak senilai 1,2 miliar dolar AS yang ditandatangani pada tahun 2021 untuk Google dan Amazon. Kontrak ini mencakup kesepakatan bagi perusahaan tersebut untuk menyediakan layanan komputasi cloud dan kecerdasan buatan kepada pemerintah Israel.